ADB Gelontorkan USD 22 M Untuk Bantu Atasi COVID-19 dan Dorong Pemulihan Hijau

25 April 2022 15:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dang Dolar AS. Foto: Antara/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Dang Dolar AS. Foto: Antara/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2021, Asian Development Bank (ADB) menggelontorkan USD 22,8 miliar untuk membantu Asia dan Pasifik dalam mengatasi dampak langsung pandemi COVID-19 dan mendorong pemulihan hijau.
ADVERTISEMENT
Komitmen sebesar USD 22,8 miliar ini mencakup pinjaman dan jaminan, hibah, investasi ekuitas, jaminan, serta bantuan teknis yang diberikan kepada pemerintah dan sektor swasta. Adapun dari komitmen tersebut terdapat USD 13,5 miliar atau sekitar 59 persen untuk merespons pandemi.
“ADB meyakini bahwa penanganan dampak pandemi dan pembangunan jangka panjang dapat berjalan beriringan,” kata Presiden ADB Masatsugu Asakawa dalam keterangan resmi, Senin (25/4).
“Respons COVID-19 yang berkelanjutan telah membangun pondasi bagi pemulihan yang inklusif, tangguh, dan hijau, sehingga memastikan kemajuan menuju Strategi 2030 kami,” tambahnya.
Selain itu, dukungan senilai USD 4,9 miliar dalam bentuk pembiayaan untuk bantuan pandemi disalurkan dengan cepat. Hal ini bertujuan untuk mendukung reformasi struktural dan menangani persoalan lainnya. Pembiayaan ini termasuk USD 4,6 miliar sebagai pinjaman berbasis kebijakan dan juga USD 250 juta melalui Opsi Respons Pandemi COVID-19 (COVID-19 Pandemic Response Option).
Asian Development Bank. Foto: AFP/ROMEO GACAD
Untuk pengadaan dan penyaluran vaksin ADB juga memberi komitmen sebesar USD 4,1 miliar serta disediakan USD 3,3 miliar untuk sektor swasta.
ADVERTISEMENT

Dorong Pemulihan Hijau untuk Atasi Perubahan Iklim

Sementara itu, pada operasi ADB tahun 2021 juga terus berfokus untuk mengatasi tantangan pembangunan jangka panjang, seperti perubahan iklim.
“Menang atau kalahnya kita dalam perang melawan perubahan iklim akan ditentukan oleh kawasan Asia dan Pasifik. Agar berhasil, kawasan ini perlu mempercepat peralihan menuju masa depan yang rendah karbon,”ungkap Asakawa.
Untuk memenuhi proyeksinya dalam memperkuat pembangunan kawasan rendah karbon sampai 2030, ADB meningkatkan pembiayaan iklim secara kumulatif sebesar USD 100 miliar.
Dalam hal ini, ADB meluncurkan mekanisme transisi energi (Energy Transition Mechanism) yang akan memanfaatkan investasi swasta dan pemerintah untuk membiayai penutupan dini aset-aset bertenaga batu bara, memperbanyak solusi energi bersih dan terbarukan, serta memastikan peralihan tersebut berlangsung secara adil dan terjangkau.
ADVERTISEMENT
ADB juga meningkatkan upayanya membantu mobilisasi sumber daya keuangan domestik yang sangat penting bagi pertumbuhan berkelanjutan, termasuk dengan meluncurkan Poros Pajak Asia Pasifik (Asia Pacific Tax Hub) untuk mendukung reformasi pajak dan hal-hal terkait lainnya di kawasan ini.
Komitmen ADB pada 2021 ini merupakan program kedua terbesarnya sampai hari ini. ADB juga memperoleh banyak capaian lainnya, yakni,ADB berhasil menghimpun dana sebesar USD 35,8 miliar melalui pasar modal, memecahkan rekor volume penjualan obligasi tematik tahun lalu, dan pertama kalinya menerbitkan obligasi pendidikan dan obligasi biru bagi kesehatan laut.