Ahok: Masih Ada Eks Direktur Pertamina Dapat Fasilitas Kartu Kredit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kebiasan buruk tersebut, kata Ahok, sudah dilanggengkan selama bertahun-tahun jauh sebelum dia masuk ke dalam perusahaan pelat merah ini. Ahok membeberkan, salah satunya adalah masih dinikmatinya fasilitas negara, yakni kartu kredit, oleh jajaran petinggi yang padahal sudah tak menjabat lagi saat ini.
"Laporan ke saya, ada direktur yang sudah tidak bekerja, tapi direktur ini masih ada kartu kredit dan masih pakai bertahun-tahun itu," ujar Ahok dalam webinar membahas etika yang digelar PPM Manajemen, Kamis (8/7).
Dia tidak menyinggung lebih jauh siapa direktur yang dimaksud. Kendati begitu, Ahok menegaskan mendapatkan informasi dari sumber akurat.
Semenjak menjabat sebagai Komut Pertamina, mantan Gubernur DKI Jakarta mengaku banyak berkomunikasi dengan pejabat-pejabat sebelumnya. Mulai dari eks Komut hingga mantan Dirut Pertamina.
ADVERTISEMENT
"Jadi begitu saya masuk, mantan Dirut, mantan Komut, mantan direksi, mantan karyawan Pertamina mereka WA saya kasih tau permainannya. Jadi saya 1,5 tahun tahu semua permainan a sampai z sekarang, di mana mesti diperbaikinya," beber Ahok.
Dia menilai, kecurangan seperti ini terjadi lantaran belum kuatnya transparansi berjalan di internal perusahaan pelat merah. Di samping itu, Ahok juga menyinggung soal kerawanan terjadinya konflik kepentingan.
Ahok mengeklaim, perkara transparansi tersebut saat ini sudah mulai dibenahi oleh Pertamina . Baik dari masalah penggunaan anggaran sampai pada pelaksanaan berbagai program.
"Saya katakan transparansi ini penting, kita sudah selesai bangun nanti saya harap media bisa lihat. Kita dari hulu sampai hilir sampai proses kalau lihat layarnya bisa 36,3 meter lebar tinggi 2,7 meter. Dan kita juga ada aplikasi nanti masyarakat bisa lihat lifting sampai ke mana, hilang ke mana," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Maka perlunya transparansi sekali lagi, tadi kita harapkan di dalam itu. Di samping transparan, urusan keluarga jangan dibawa-bawa keluar lah," lanjut Ahok .