AirAsia Pede Industri Penerbangan Pulih di 2022, Ini Sejumlah Faktornya

30 Juni 2022 19:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pesawat AirAsia. Foto: Lim Huey Teng/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat AirAsia. Foto: Lim Huey Teng/REUTERS
ADVERTISEMENT
Head of Indonesia Affairs and Policy AirAsia, Eddy Krismeidi mengatakan, dampak pandemi telah menghantam industri penerbangan Indonesia. Pasalnya, pada tahun 2021 hanya rute domestik yang mendominasi perjalanan udara ketimbang rute internasional.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sesuai prediksi dari International Civil Aviation Organization (ICAO), secara keseluruhan di tahun 2021 terjadi penurunan penerbangan internasional dari pada rute penerbangan domestik. Sebab, belum banyak perbatasan di luar negeri yang membuka pintu masuknya.
"Alhamdulillah kalau kita lihat di ASEAN sekarang, pintu perbatasan di negara ASEAN sudah terbuka, dibandingkan pintu di Asia Timur, seperti China, Jepang dan Korea yang belum sepenuh membuka pintu gerbang internasional untuk berbagai tujuan perjalanan," jelas Eddy dalam webinar bersama Kadin, Kamis (30/6).
Eddy meyakini, adanya relaksasi yang berlaku, baik di domestik maupun internasional, memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap perjalanan internasional. Pada Februari hingga Maret 2022, peningkatan jumlah wisatawan internasional di gerbang utama Indonesia juga meningkat cukup tajam.
ADVERTISEMENT
"Bahkan dari total passenger traffic dari Januari ke April 2022 ini sudah melebihi total passenger di 2021," tegas Eddy.
Hal ini mengindikasikan penerbangan internasional mulai pulih. Di sisi lain, tambah Eddy, peningkatan pada rute internasional dipengaruhi fenomena revenge travel, di mana banyak wisatawan melakukan balas dendam usai tidak dapat melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Sementara internasional banyak dipengaruhi oleh revenge travel, mereka sebagian besar sudah bosan tinggal di negaranya dan ingin cepat-cepat ke luar sehingga revenge traffic cukup banyak berpengaruh terhadap penerbangan internasional," kata dia.
Eddy menjelaskan, sebelum pandemi rute internasional cukup mendominasi sekitar 1.300 rute, sedangkan rute domestik hanya berada di kisaran 750 rute. "ASEAN ini lebih banyak rute internasionalnya 1.300 international rute dan 750 domestik rute sebelum pandemi," jelas Eddy.
ADVERTISEMENT