Airlangga: BLT Pangan Rp 600 Ribu Cair Maret 2024

23 Februari 2024 18:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di kantornya, Senin (5/2/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di kantornya, Senin (5/2/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah memastikan pembagian bantuan langsung tunai (BLT) mitigasi pangan 2024 mundur menjadi Maret nanti. Bantuan ini diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk mengatasi kenaikan harga pangan yang melonjak.
ADVERTISEMENT
Bantuan tersebut dialokasikan untuk tiga bulan pertama, yakni Januari, Februari, dan Maret dengan nominal sebesar Rp 200.000 di tiap bulannya. Namun, pemerintah akan memberikannya sekaligus senilai Rp 600.000.
Sebelumnya, pemerintah berencana membagikan BLT ini pada bulan ini. “Nanti berlaku tiga bulan, Maret (dibagikan),” ungkap Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto di kantornya, Jumat (23/2)
BLT Mitigasi Pangan akan dibagikan kepada 18,8 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Total anggaran yang digelontorkan Kementerian Sosial untuk program ini yaitu sekitar Rp11,25 triliun.
Perlu dipahami bahwa BLT Mitigasi Pangan berbeda dengan BLT El Nino. Bantuan ini diberikan untuk mengantisipasi harga pangan yang terus naik.
Ini adalah bentuk intervensi pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat. Dengan adanya bantuan ini, diharapkan harga beras kembali stabil.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bansos sebesar Rp 11,25 triliun untuk 18 juta keluarga penerima manfaat (KPM) tersebut akan diberikan untuk tiga bulan sekaligus pada bulan Februari.
Adapun dalam sebulan pemerintah akan menyalurkan BLT senilai Rp 200 ribu, artinya setiap KPM akan mendapatkan total bantuan senilai Rp 600 ribu.
"Kalau untuk tiga bulan itu (anggarannya) Rp 11,25 triliun untuk 18 juta KPM, Januari, Februari, sampai Maret," kata Sri Mulyani di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Senin (29/1).