news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Airlangga: Ekonomi Kuartal III Minus 3 Persen, Tak Masalah Indonesia Resesi

13 September 2020 17:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjawab pertanyaan wartawan terkait peluncuran situs resmi Kartu Prakerja. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjawab pertanyaan wartawan terkait peluncuran situs resmi Kartu Prakerja. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memprediksi ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 minus dari hingga 3 persen. Itu artinya, Indonesia akan masuk jurang resesi sebab pada kuartal II 2020 sudah minus 5,32 persen.
ADVERTISEMENT
"Kuartal III minus 3 sampai minus 1 persen. Trennya seperti V shape. Nah yang kita hindari W shape (sudah naik, turun lagi). Ini jangan sampai terjadi. Makanya pemerintah melakukan langkah bersama untuk sinkronkan, gas dan rame," kata Airlangga dalam diskusi virtual Medcom ID, Minggu (13/9).
Menurut dia, tidak masalah bagi Indonesia mengalami resesi sebab ratusan negara lainnya di dunia juga mengalami hal sama. Menurut dia, yang terpenting dalam menghadapi resesi adalah menemukan batas dasarnya.
Airlangga mengatakan, dengan prediksi yang dibuat pemerintah minus 3 sampai minus 1 persen pada kuartal III 2020 lebih baik sebab di atas realisasi kuartal II 2020 yang minus 5,32 persen.
"Masalah resesi atau tidak, you are not alone. Ada 215 negara mengalami resesi. Tapi yang kita lihat apakah negara itu udah ketemu bottom-nya. Kita lihat dua negara yang ekonominya negatif rendah ke negatif lebih tinggi lagi. Misalnya India turun sampai minus 20 persen dan Singapura ke minus 12 persen. Kalau kita lihat Indonesia minus 5 persen udah bottom atau lebih dalam lagi? Kami akan push lagi dengan belanja anggaran," lanjutnya.
Warga beraktivitas di rumahnya berlatar belakang hunian bertingkat di kawasan Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (9/5/2020). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Sedangkan di akhir tahun, pemerintah memprediksi ekonomi nasional akan tumbuh minus 1 persen hingga 0,2 persen. Menurut dia, tren pertumbuhan ekonomi Indonesia akan positif pada 2021 berdasarkan prediksi beberapa lembaga keuangan dunia.
ADVERTISEMENT
Misalnya, IMF memprediksi Indonesia tumbuh 6,1 persen pada 2021, World Bank pun memperkirakan ekonomi Indonesia tahun depan tumbuh 4,8 persen. Lalu ADB menyatakan kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,3 persen.
"Jadi ekonomi Indonesia range 2021 sebesar 4,5 sampai 5 persen. Orang akan lihat ekonomi Indonesia trennya V shape (mampu bangkit). Karena itu disebut hanya ada tiga negara yang mampu keluar (dari situasi ini) yaitu China dan akan diikuti Indonesia. Semula India menyusul, tapi ternyata kasus (coronanya) dalam sekali," ujar Airlangga.