Airlangga Jawab Bank Dunia soal Makan Siang Gratis Tak Bisa Turunkan Stunting

28 Juni 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Simulasi makan siang gratis di SMPN Curug 2, Kamis (29/2/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Simulasi makan siang gratis di SMPN Curug 2, Kamis (29/2/2024). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Dunia atau World Bank menyebut program makan siang gratis tidak bisa menurunkan angka stunting. Pasalnya, stunting dapat dicegah dalam periode 1000 hari dari awal kehamilan.
ADVERTISEMENT
Adapun, 1000 hari pertama kehidupan anak, dimulai dari awal kehamilan hingga 2 tahun setelah lahir sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dasar agar tumbuh kembang tetap optimal.
Merespons hal itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan program makan bergizi gratis yang diberikan pemerintah mulai tahun 2025 ditujukan untuk meningkatkan nutrisi di masa pertumbuhan anak.
“Tujuan makanan bergizi untuk (menjaga nutrisi) pertumbuhan (anak),” kata Airlangga kepada wartawan di kantornya, Jumat (28/6).
Tak hanya itu, Airlangga menyebut pemberian makan siang gratis dilakukan untuk meningkatkan level Programme for International Student Assessment (Pisa) Indonesia. Adapun, Pisa merupakan studi penilaian tingkat internasional yang diselenggarakan oleh OECD.
“Targetnya meningkatkan level Pisa Indonesia,” ungkapnya.
Skor PISA Indonesia, yang menilai dan mengevaluasi kemampuan siswa berusia 15 tahun dalam membaca, matematika, dan sains, secara konsisten berada di bawah rata-rata standar OECD, dan ini menjadi seperti kerikil dalam sepatu bagi Indonesia untuk bergabung dengan OECD.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan OECD, rata-rata skor matematika siswa Indonesia adalah 366 poin, sementara rata-rata OECD 472 poin. Kemudian dalam membaca, skor rata-rata siswa Indonesia adalah 359 poin, sedangkan rata-rata OECD adalah 476 poin.
Rata-rata skor sains siswa Indonesia 383 poin, angka ini lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata OECD sebesar 485 poin.
Dalam laporan terbaru Bank Dunia bertajuk Indonesia Economic Prospect edisi Juni 2024 yang rilis pada Senin (24/6), lembaga yang bermarkas di AS itu menyebut makan bergizi gratis untuk anak sekolah dengan istilah school meals.
Bank Dunia mengaku kebijakan makan gratis di sekolah memang populer di berbagai negara. Bahkan, pada tahun 2022 ada 418 juta anak di dunia yang mendapatkan manfaat dari program tersebut.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, Bank Dunia menyebut program makan gratis di sekolah tidak efektif mengatasi stunting.
“Satu hal yang penting adalah bukti internasional menunjukkan bahwa makanan sekolah paling efektif jika dilengkapi dengan intervensi pendidikan, kesehatan, dan gizi, serta jaring pengaman dasar,” tulis Bank Dunia dalam laporan Indonesia Economic Prospect edisi Juni 2024, dikutip Rabu (26/6).
Meski tidak bisa menurunkan angka stunting, Bank Dunia menyebut program ini bisa mengantisipasi gejala anemia pada anak.
“Makanan di sekolah mungkin berdampak pada keragaman pola makan dan anemia pada anak-anak yang bersekolah, meskipun hal ini bergantung pada komoditas spesifik yang ditawarkan,” tulis laporan itu.