Airlangga Klaim Pasar Saham RI Pulih karena Pemerintah Serius Atasi COVID-19

15 September 2020 10:37 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara jumpa media terkait perekonomian Indonesia di Kemenko Perekonomian, Jumat (20/12). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara jumpa media terkait perekonomian Indonesia di Kemenko Perekonomian, Jumat (20/12). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyebut saat ini sektor keuangan kembali membaik. Hal ini terlihat dari sektor saham yang kembali meningkat, yang sebelumnya sempat drop karena pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menarik rem darurat.
ADVERTISEMENT
Airlangga pun merujuk data indeks sejak 1 April 2020 hingga 14 September 2020. Sejumlah sektor indeks telah mengalami kenaikan, tertinggi adalah pertanian sebesar 26 persen, kimia 21 persen, berbagai industri manufaktur 17 persen, pertambangan 16 persen, hingga keuangan 14 persen.
“Artinya ini tren yang bisa ditangkap bahwa ekonomi membaik. Kemarin ada hiccup (cegukan/tersendat) sedikit, tapi sudah tercover kembali,” ujar Airlangga saat membuka Sarasehan Virtual 100 Ekonom, Selasa (15/9).
Dia melanjutkan, sektor saham bahkan pada Jumat menunjukkan perdagangan terbesar sepanjang sejarah. Menurutnya, hal ini karena pelaku pasar merespons kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19.
Pada penutupan perdagangan Jumat (11/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat naik 125,251 poin (2,56 persen) ke 5.016,712.
Ilustrasi IHSG. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Frekuensi saham ditransaksikan sebanyak 945.222 kali, dengan total volume perdagangan sebanyak 14,273 miliar saham senilai Rp 14,002 triliun. Dana asing keluar tercatat Rp 92,47 miliar. Sementara kapitalisasi pasar mencapai Rp 5.846,622 triliun.
ADVERTISEMENT
“Dan Jumat kemarin adalah trading terbesar sepanjang sejarah. Tradenya positif karena respons kebijakan pemerintah penanganan pandemi,” jelasnya.
Tak hanya di pasar saham, mantan Menteri Perindustrian itu pun merujuk data kurs. Sejak 1 April hingga 14 September 2020, rupiah terapresiasi 8,78 persen terhadap dolar AS. Rupiah masih di basah dolar Australia yang terapresiasi 15,4 persen terhadap dolar AS.
Namun, mata uang Garuda itu lebih baik dibandingkan peso Filipina yang hanya terapresiasi 4,65 persen, ringgit Malaysia 3,9 persen, dolar Singapura 3,82 persen, hingga yen Jepang yang hanya terapresiasi 2,37 persen.
“Kita gunakan 1 April karena jadi titik terendah COVID di berbagai negara, termasuk Indonesia. Mata uang terapresiasi paling tinggi adalah Australia dolar dan Indonesia rupiah. Filipina, India rupee, Japanese yen lebih rendah apresiasinya,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Airlangga sempat menyebut pernyataan Anies untuk menarik rem darurat menjadi penyebab anjloknya IHSG.
Menurut dia, selama ini IHSG bergerak cukup stabil. Namun kembali anjlok pagi ini lantaran pernyataan Anies untuk melakukan PSBB ketat.
Di awal perdagangan Kamis (10/9), IHSG dibuka turun 119,062 poin atau 2,31 persen ke posisi 5.030,314. Selang 2 menit setelah pembukaan, IHSG kembali tertekan 3,16 persen.
"Beberapa hal yang kita lihat sudah menampakkan hasil positif berdasarkan indeks sampai dengan kemarin, karena hari ini indeks masih ada ketidakpastian karena announcement Gubernur DKI tadi malam, sehingga indeks tadi pagi sudah di bawah 5.000," ujar Airlangga dalam Rakornas Kadin, Kamis (10/9).
***
Saksikan video menarik di bawah ini.
ADVERTISEMENT