Airlangga Minta Bank Indonesia Jangan Buru-buru Naikkan Suku Bunga

5 Agustus 2022 17:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartanto di acara 10 Tahun Forum Pemred, Jumat (5/8/2022).
 Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartanto di acara 10 Tahun Forum Pemred, Jumat (5/8/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto meminta Bank Indonesia (BI) untuk tidak terburu-buru menaikkan suku bunga acuannya. Pasalnya, inflasi inti Indonesia masih di angka 2,86 persen.
ADVERTISEMENT
"Angkanya masih rendah sehingga tentu ekonomi ini baru recover. Sehingga perlu kita berharap tidak perlu terlalu terburu-buru naikkan suku bunga, " kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (5/8).
Hal tersebut sejalan dengan dana pihak ketiga (DPK) masih di atas 10 persen. Kemudian diikuti pada sektor perbankan masih terlihat solid.
"Sedangkan kredit masih di bawah sehingga masih relatif perbankan kita masih solid," jelas Airlangga.
Adapun BI telah menahan suku bunga acuannya selama 17 bulan berturut-turut di 3,5 persen. Perry mengungkapkan, alasan Bank Indonesia masih menahan suku bunga lantaran kondisi inflasi di Indonesia yang masih tergolong rendah. Khususnya inflasi inti pada Juni 2022 masih di bawah 3 persen.
"Bank Indonesia membuat keputusan suku bunga berdasarkan assessment dan perkiraan inflasi ke depan dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi," tutur Perry.
ADVERTISEMENT
Perry mengatakan baik kenaikan Fed Fund Rate (FFR) maupun suku bunga global berdampak pada kenaikan US Treasury yield. "Jadi mohon jangan dipersepsikan kalau Fed Fund Rate naik, BI Rate naik. Karena pengaruhnya, melalui kenaikan US treasury yield dan perbandingannya dengan yield SBN Rupiah,"pungkasnya.