Airlangga Pede Laju Inflasi Lebaran 2024 Tetap Terkendali

8 April 2024 10:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di program Info A1 kumparan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di program Info A1 kumparan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis laju inflasi pada Lebaran 2024 tetap terkendali. Sehingga sepanjang tahun ini, laju inflasi diperkirakan masih dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi pada Maret 2024 mencapai 0,52 persen secara bulanan. Sementara secara tahunan, inflasi Maret 2024 ini sebesar 3,05 persen dibanding Maret 2023 (year on year/yoy), dan secara tahun kalender (year to date/ytd), inflasi pada Maret 2024 mencapai 0,93 persen.
Komoditas yang menyumbang inflasi terbesar adalah komoditas pangan bergejolak, meliputi telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit dan bawang putih.
“Momentum positif ini pun diprediksi masih akan terus berlanjut di tengah terjaganya inflasi sesuai dengan target inflasi tahun 2024 yakni pada angka 2,5±1 persen. Pada Maret 2024 sendiri, inflasi tercatat pada angka 3,05 persen, terjaga dalam rentang sasaran,” ujar Airlangga dalam keterangannya, Senin (8/4).
Ketersediaan Cabai di Pasar Tomang, Sabtu (4/2/2023). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
Secara umum, Airlangga menjelaskan kepercayaan dunia usaha memiliki peran signifikan dalam membentuk arah perekonomian suatu negara. Tingkat kepercayaan tinggi tidak hanya menciptakan lingkungan kondusif untuk investasi, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan serta perluasan lapangan kerja.
ADVERTISEMENT
Rilis angka Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Maret 2024 menunjukkan konsistensi kinerja industri manufaktur dengan terus berada di level ekspansif selama 31 bulan berturut-turut.
“PMI Manufaktur Maret 2024 mencapai level 54,2 dan merupakan angka tertinggi sejak November 2021. Hal ini memberikan indikasi bahwa pelaku usaha di sektor manufaktur tetap memegang keyakinan terhadap ketahanan dan prospek perekonomian Indonesia,” jelasnya.
Capaian angka PMI Manufaktur yang terjaga pada level ekspansif secara umum didorong oleh konsistensi permintaan pasar yang terus berkembang, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Perusahaan-perusahaan merespons peningkatan ini dengan meningkatkan output untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut.
Terkhusus pada Maret 2024, volume output perusahaan bahkan mencatat peningkatan tertinggi sejak 27 bulan terakhir. Tingginya permintaan juga mendorong pembukaan lapangan kerja baru, baik untuk memenuhi permintaan yang meningkat maupun sebagai respons terhadap kebutuhan bahan baku produksi. Seiring dengan itu, perekonomian terus menunjukkan stabilitas di tengah pertumbuhan lapangan kerja yang semakin luas.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan gambaran optimis. Data Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada triwulan IV 2023 menunjukkan angka sebesar 13,17 persen, menandakan kinerja kegiatan dunia usaha yang tetap kuat. Pelaku usaha dari berbagai sektor mencatat ekspansi yang sejalan dengan kondisi dalam PMI Manufaktur Indonesia yang pada survei ini juga melaporkan peningkatan lapangan usaha.
Optimisme pelaku usaha diperkirakan akan terus meningkat pada triwulan I-2024 dengan SBT mencapai 15,38 persen. Selain dari SBT, kondisi keuangan perusahaan juga mencatatkan kondisi yang masih stabil tercermin dari Saldo Bersih (SB) Likuiditas sebesar 24,42 persen, yang lebih tinggi dari triwulan sebelumnya pada angka 18,71 persen. Terakhir, angka kapasitas produksi terpakai untuk triwulan IV 2023 juga menunjukkan persentase yang tetap tinggi yakni pada angka 73,91 persen.
ADVERTISEMENT