Airlangga: RUU Cipta Kerja Bisa Buat Indonesia Jadi Negara Maju di 2045

16 September 2020 12:11 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui untuk menggenjot investasi termasuk menangkap peluang relokasi perusahaan dari China tidak mudah. Ia mengatakan harus ditingkatkan dulu iklim investasi dan daya saing Indonesia.
ADVERTISEMENT
Airlangga mengatakan ada beberapa langkah untuk menggenjot investasi. Pertama, menyelesaikan pembahasan Omnibus Law atau RUU Cipta Kerja bersama DPR.
"Hal yang disasar adalah penciptaan lapangan kerja. Peningkatan kompetensi pencari kerja, dan kesejahteraan pekerja sekaligus peningkatan produktivitas kerja, serta peningkatan investasi," kata Airlangga dalam sambutannya secara virtual di acara HSBC, Rabu (16/9).
Menurut Airlangga, RUU Cipta Kerja bisa membuat Indonesia keluar dari negara pendapatan menengah ke maju di 2045. Langkah itu juga ditargetkan bisa membuat Indonesia jadi 5 besar negara dengan ekonomi terkuat dunia di tahun tersebut.
Sementara strategi kedua yang disiapkan untuk menggenjot investasi adalah menyusun daftar prioritas. Airlangga menjelaskan, beberapa contoh investasi yang diutamakan seperti industri yang berorientasi ekspor, substitusi impor, padat karya, padat modal, hingga berbasis digital.
ADVERTISEMENT
"Diharapkan dengan adanya daftar prioritas investasi ini dapat menarik investasi yang bukan hanya besar tapi berkualitas dan mampu menciptakan lapangan kerja," ujar Airlangga.
Sedangkan strategi ketiga, adalah pengembangan atau penguatan industri dan konektivitas transportasi dan logistik. Untuk mencapai itu, pemerintah mengembangkan koridor di sepanjang pulau Jawa khususnya bagian utara.
Buruh melakukan aksi unjuk rasa tolak Omnibus Law RUU Cipta Kerja di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (13/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Apalagi, kata Airlangga, secara total koridor Jawa menyumbang 38,7 persen dari total PDB nasional dan 53,6 persen terhadap sektor industri nasional. Sehingga penguatan tersebut diharapkan berdampak juga semakin meningkatkan perekonomian nasional.
"Dengan pengembangan koridor ekonomi di Jawa bagian utara diharapkan akan mendorong pemanfaatan kawasan peruntukan industri sebagai pengungkit pertumbuhan ekonomi baru guna mendukung investasi di sektor industri perdagangan dan jasa, serta meningkatkan ekspor melalui peningkatan daya saing industri, interkoneksi, suplai chance," ungkap Airlangga.
ADVERTISEMENT
Strategi keempat adalah menyusun inisiatif super hub sebagai sentra produksi perdagangan, teknologi, dan keuangan. Ia menuturkan beberapa koridor yang berpotensi menjadi super hub seperti Bali - Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, hingga kawasan ibu kota baru di Kalimantan Timur.
"Pengembangan industri berbasis klaster melalui superhub di daerah-daerah tersebut diharapkan bisa meningkatkan pemerataan ekonomi antar daerah," tutur Airlangga.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.