Airlangga Sebut Jokowi Minta Indonesia Bisa Ekspor Beras 200 Ribu Ton Tahun Ini

22 Juni 2022 12:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto pada pembukaan Panen Raya Nusantara di Taman Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto pada pembukaan Panen Raya Nusantara di Taman Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan rencana Indonesia mengekspor beras sebanyak 200 ribu ton tahun ini. Hal tersebut merupakan titah langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
ADVERTISEMENT
Airlangga menjelaskan, Indonesia menjadi salah satu negara yang bergantung kepada komoditas beras. Meski begitu, dia mengeklaim selama 3 tahun terakhir pemerintah tidak pernah impor beras karena stok yang melimpah.
"Bahkan tahun ini dengan stok di akhir tahun bisa mencapai 7 juta ton, Bapak Presiden minta kita untuk ekspor 200 ribu ton," kata Airlangga saat Opening Pangan Nusantara, Rabu (22/6).
Dia melanjutkan, seiring dengan penugasan Jokowi sebagai pemimpin Global Crisis Response Group (GCRG), ada 3 hal yang menjadi fokus bahasan yaitu agenda pangan, energi, dan krisis keuangan. Adapun isu pangan menjadi hal yang krusial di tengah banyak negara yang menyetop ekspor.
Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto bersama sejumlah menteri membunyikan kentungan sebagai tanda pada pembukaan Panen Raya Nusantara di Taman Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Pangan ini sudah 24 negara melarang ekspor, namun 7 sudah melakukan relaksasi lagi, sehingga dari itu masih ada 17 yang dilarang," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Beberapa komoditas pangan yang disetop ekspornya yaitu gandum, ayam, dan berbagai produk hortikultura lain termasuk pupuk. Dengan kondisi tersebut, Airlangga meminta Indonesia bisa memastikan ketersediaan pangan di dalam negeri.
"Jadi kita harus betul-betul berkonsentrasi kepada ketersediaan pangan dalam negeri, jadi kuncinya hanya 3 hal, satu mengamankan supply side, kedua diversifikasi pangan, ketiga adalah efisiensi," jelas dia.
Dia juga berkata, selama momentum Presidensi G20, salah satu fokus utama yang diusung yaitu transformasi digital juga harus dilakukan termasuk di sektor pangan untuk memastikan ketersediaan pangan dari hulu sampai ke konsumen.
"Kita juga menambahkan reuse recycle reduce jadi setelah dari meja pun dimasukkan lagi ke tanah, yang organik jadi pupuk, yang non organik di-recycle," pungkasnya.
ADVERTISEMENT