Airlangga: Smelter Nikel Dorong Industri Bernilai Tambah & Lapangan Kerja

28 Desember 2021 14:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjawab pertanyaan wartawan terkait peluncuran situs resmi Kartu Prakerja. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjawab pertanyaan wartawan terkait peluncuran situs resmi Kartu Prakerja. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi meresmikan pabrik smelter bijih nikel di Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin, (17/12). Hal ini diharapkan mendorong program hilirisasi industri dengan mengurangi ekspor bahan mentah, meningkatkan lapangan kerja, hingga penerimaan negara.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pabrik smelter tersebut juga untuk meningkatkan nilai tambah di sektor industri dan mendorong daya saing nasional.
"Kemitraan yang saling menguntungkan antara industri dengan masyarakat akan membawa kemajuan bersama dan berdampak langsung pada pertumbuhan industri, penyerapan tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui kewirausahaan, sekaligus meningkatkan infrastruktur sosial masyarakat,” ujar Airlangga dalam keterangannya, Selasa (28/12).
Dari data Kemenko Perekonomian, Indonesia memiliki cadangan nikel nomor satu di dunia yang mencapai 21 juta ton atau 24 persen dari total cadangan dunia. Produksi nikel Indonesia di 2020 mencapai 781 ribu ton atau 31,8 persen dari produksi nikel dunia.
Ke depan, produksi nikel tersebut diperkirakan akan terus meningkat, baik untuk produksi nickel pig iron maupun pemrosesan highpressure-acid-leach dari bijih berkadar rendah.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin berharap, pabrik yang memiliki kapasitas produksi lebih dari 1 juta ton per tahun tersebut akan memberikan sumbangsih bagi negara. Utamanya dari sisi penerimaan negara.
"Saya mengapresiasi, kita Komisi VII DPR tentu dukung ada apresiasi pemerintah untuk melakukan percepatan hilirisasi mineral di Tanah Air," jelasnya.
Dia pun berharap dengan adanya smelter tersebut mampu meningkatkan perekonomian, melalui peningkatan investasi dan penciptaan lapangan kerja, tidak hanya masyarakat Sulawesi Tenggara, namun juga seluruh masyarakat Indonesia.
"Jadi, saya kira BUMN tambang dalam hal ini juga harus gerak cepat, untuk optimalisasi hilirisasi mineral ya, jangan kalah dengan swasta," tambahnya.
Peningkatan nilai tambah dari bijih nikel menjadi produk ferronickel adalah 14 kali, dan jika menjadi billet stainless steel akan mencapai 19 kali. Saat ini, smelter nikel yang beroperasi telah mencapai investasi sebesar US$15,7 miliar, dengan kapasitas ferronickel yang dihasilkan mencapai 969 ribu ton/tahun.
ADVERTISEMENT
Ekspor produk ferronickel juga meningkat sangat pesat dari tahun ke tahun, di mana pada 2020 mencapai USD 4,7 miliar, dan pada periode Januari hingga Oktober 2021 tercatat mencapai USD 5,6 miliar.
Berdasarkan data World Top Export, saat ini ekspor produk berbasis nikel (stainless steel slab, stainless billet dan stainless steel coil) Indonesia menempati peringkat 1 dunia, dengan total ekspor senilai USD 1,63 miliar di 2020 dan berada di peringkat 4 dalam produksi dunia.