Airlangga soal Suku Bunga BI Naik Jadi 6,25 Persen: Rupiah Bakal Menguat

25 April 2024 13:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai ratas membahas situasi terkini Iran-Israel, Selasa (16/4/2024) Foto: Nadia Riso/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai ratas membahas situasi terkini Iran-Israel, Selasa (16/4/2024) Foto: Nadia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto buka suara soal kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate. Adapun, BI menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen pada rapat dewan gubernur (RDG) 23-24 April 2024.
ADVERTISEMENT
Airlangga mengatakan keputusan BI untuk menaikkan suku bunga sudah tepat yakni untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang sempat ambruk beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan, kenaikan suku bunga dapat mempertebal kondisi neraca perdagangan RI. Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Indonesia surplus USD 4,47 miliar di Maret 2024.
“Jadi yang paling penting dalam menjaga currency itu dengan kita punya trade balance dan terakhir BI kan trade balance kita yang biasanya sudah mulai menurun, ini meningkat kembali ke USD 4 miliar lebih (di Maret),” kata Airlangga kepada awak media di kantornya, Kamis (25/4).
Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
“Ini sebuah angka yang baik dan kami lihat dimanfaatkan oleh BI momentumnya, untuk menambah kekuatan pencegahan terhadap capital flight dengan menaikkan suku bunga 25 bps untuk mempertebal sebetulnya positif dan penguatan rupiah,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Airlangga menilai pemerintah Amerika Serikat (AS) menggunakan strategi suku bunga tinggi dalam jangka panjang alias higher for longer untuk menjangkar inflasi. Lebih lanjut, ia mengeklaim eskalasi global sudah mulai melandai.
“Oleh karena itu, ke depan fundamental kita tetap lebih kuat jadi dengan fundamental kuat kita confident saja,” ungkapnya.
“Nanti kita lihat fiskal space kita apa yang bisa kita berikan insentif ke depan,” ujarnya.