news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Airlangga Terima Kunjungan Presiden JAPINDA Yasuo Fukoda, Ini yang Dibahas

3 Desember 2022 16:29 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Airlangga Terima Kunjungan Kerja Presiden JAPINDA Yasuo Fukoda, Bahas Mitigasi Perubahan Iklim hingga Pengembangan Smart City. Foto: Dok. Menko Perekonomian
zoom-in-whitePerbesar
Menko Airlangga Terima Kunjungan Kerja Presiden JAPINDA Yasuo Fukoda, Bahas Mitigasi Perubahan Iklim hingga Pengembangan Smart City. Foto: Dok. Menko Perekonomian
ADVERTISEMENT
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan kerja Presiden Japan-Indonesia Association (JAPINDA) Yasuo Fukuda sekaligus mantan Perdana Menteri Jepang tahun 2007-2008 di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat lalu (2/12).
ADVERTISEMENT
Pertemuan tersebut turut membahas mengenai kerja sama ekonomi Indonesia-Jepang, pengurangan emisi karbon, konservasi lingkungan, kerja sama pengembangan electric vehicle (EV), serta kerja sama bidang infrastruktur.
Pasalnya, pemerintah Indonesia terus berupaya menyeimbangkan permintaan energi yang meningkat dengan tetap memegang komitmen mengurangi karbon.
Hal ini mendorong Indonesia terus mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) yang ditargetkan berkontribusi sebesar 23 persen dari total sumber energi di 2025.
Percepatan transformasi energi dilakukan dengan pengurangan emisi karbon di pembangkit listrik Indonesia sebesar 10,37 juta ton atau lebih dari dua kali lipat target pengurangannya di 2021.
"Pemerintah Indonesia juga akan menerapkan kebijakan penetapan harga karbon dalam bentuk skema carbon cap, trade and tax pada tahun 2023 serta mengimplementasi roadmap pengurangan emisi menuju Net Zero Emission pada 2060," kata Airlangga dalam keterangan resminya, Sabtu (3/12).
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Menko Airlangga mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat positif di tengah ketidakpastian global yang diiringi dengan terkendalinya tingkat inflasi sebesar 5,42 persen pada November 2022.
Jepang dan Indonesia juga telah sepakat menjalin kerja sama mewujudkan mitigasi perubahan iklim melalui program Asia Zero Emission Community (AZEC) dan Just Energy Transition Partnership (JETP).
"Hal ini merupakan kesepakatan kedua negara dalam pertemuan bilateral yang dipimpin Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G20, di Bali pada pertengahan November lalu," ujarnya.
Selain itu, Indonesia dan Jepang juga akan mengembangkan kerja sama pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pengendalian perubahan iklim. Indonesia juga telah mengambil langkah-langkah korektif untuk mengelola sumber daya alam dan lingkungan.
ADVERTISEMENT
"Potensi energi baru terbarukan terdapat di hampir seluruh wilayah Indonesia yaitu potensi tenaga air, hydrogen, surya, angin, dan potensi energi laut," sambung Airlangga.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia juga terus mengakselerasi pengembangan electric vehicle (EV) dengan menetapkan roadmap pengembangan EV hingga 2030.
Menko Airlangga Terima Kunjungan Kerja Presiden JAPINDA Yasuo Fukoda, Bahas Mitigasi Perubahan Iklim hingga Pengembangan Smart City. Foto: Dok. Menko Perekonomian
Dengan target produksi EV pada tahun 2030 mencapai 600 ribu unit untuk roda empat atau lebih dan 2,45 juta unit untuk roda dua, diharapkan mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 2,7 juta ton untuk roda empat atau lebih dan sebesar 1,1 juta ton untuk roda dua.
"Ini dapat berkontribusi dalam penurunan emisi serta penurunan impor bahan bakar fosil dengan mempopulerkan penggunaan EV di Indonesia," ungkapnya.
Di sisi lain, Menko Airlangga menyampaikan peluang kerja sama dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Adapun sektor pembangunan IKN yang dibuka untuk investasi dari luar negeri antara lain untuk fasilitas perumahan, perkantoran, kesehatan dan pendidikan.
ADVERTISEMENT
"Jepang sendiri memiliki pengalaman panjang dalam pengembangan smart city yang dapat dijadikan model dalam pembangunan IKN ke depannya," tambah Airlangga.
Lebih lanjut, JAPINDA menyampaikan saat ini terdapat kekurangan tenaga kerja ahli di Jepang dikarenakan menuanya populasi Jepang. Indonesia di sisi lain memiliki potensi tenaga kerja ahli yang besar, sehingga JAPINDA mengusulkan adanya kerja sama pengiriman tenaga kerja ahli Indonesia ke Jepang.
Menanggapi hal itu, Menko Airlangga menyampaikan bahwa keberadaan demand dan supply tenaga kerja ahli itu dapat difasilitasi dengan pengiriman tenaga magang dari Indonesia ke Jepang. Di mana tenaga kerja lulusan internship Jepang tersebut setelahnya dapat bekerja di perusahaan Jepang di Indonesia dalam mempercepat adopsi teknologi dan transformasi industri dalam negeri Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kerja sama bilateral antara Indonesia dan Jepang pada 2021 memiliki total nilai perdagangan mencapai USD 32,5 miliar atau meningkat sekitar 36 persen dari 2020 yang sebesar USD 23,8 miliar.
Sementara, total perdagangan Januari-September 2022 sekitar USD 31,2 miliar atau tumbuh 34,5 persen dari periode sama di 2021. Sedangkan, realisasi investasi dari Jepang pada 2021 sebesar USD 2,3 miliar atau menurun 13 persen dibandingkan tahun lalu yakni USD 2,6 miliar.