Airlangga Ungkap Harga Pangan Naik Tak Terkait Konflik Iran-Israel, tapi El Nino

18 April 2024 19:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di program Info A1 kumparan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di program Info A1 kumparan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memastikan kenaikan harga pangan saat ini bukan disebabkan oleh konflik Iran-Israel. Tetapi, karena dampak El Nino.
ADVERTISEMENT
"Memang yang bergejolak pangan tapi karena El Nino di bulan Juli sampai dengan Februari Maret ini," kata Airlangga dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (18/4).
Airlangga menjelaskan, harga beras dan minyak goreng sudah mulai turun usai Lebaran. Hal yang sama juga terjadi pada harga komoditas cabai rawit dan cabai merah.
"Kita lihat pasca Lebaran harga beras maupun minyak goreng sudah mulai flatten, demikian cabai rawit dan cabai merah. Jadi ini inflasi yang tidak tergantung konflik Timur Tengah, ini faktor dalam negeri dan pengaruh El Nino kemarin," ungkap Airlangga.
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) berupaya mengantisipasi dampak pelemahan nilai tukar rupiah imbas konflik Iran-Israel yang mengancam lonjakan inflasi, termasuk dari komoditas pangan yang bergantung pada impor.
ADVERTISEMENT
Saat ini, nilai tukar rupiah berada di Rp 16.179 per dolar AS. Bahkan kemarin, nilai tukar rupiah sempat mencetak rekor terendah sejak Maret 2020.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menuturkan salah satu antisipasinya melalui aksi korporasi perusahaan yakni hedging nilai valuta asing.
“Kalau di-private itu ada namanya hedging. Ini harus aksi korporasi juga. Jadi sudah tahu harga dolar akan naik misalnya, hedging di angka berapa. Maksudnya di-lock dolarnya di angka berapa,” kata Arief saat Halal bi Halal bersama media di Kantor Bapanas, Kamis (18/4).
Arief menuturkan tidak menutup kemungkinan pelemahan rupiah ini berdampak pada kenaikan harga pangan. Kondisi ini, kata dia, harus diantisipasi lintas kementerian dan lembaga.
“Jadi kita berusaha sebaik mungkin, uangnya disiapin, sumbernya disiapin, Bulog disiapin, private diajak bicara, semuanya diajak kolaborasi,” ujar Arief.
ADVERTISEMENT