Akibat Corona, BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jadi 4,2 Persen

19 Maret 2020 16:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan kepada pers mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan Februari 2019, Kamis (20/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan kepada pers mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan Februari 2019, Kamis (20/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini menjadi 4,2 persen hingga 4,6 persen. Proyeksi ini turun dari prakiraan sebelumnya sebesar 5,0 persen hingga 5,4 persen.
ADVERTISEMENT
Proyeksi ini juga merupakan revisi kedua yang dilakukan BI. Sebelumnya, BI memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,1-5,5 persen menjadi 5,0-5,4 persen.
“Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 dari 5,0-5,4 persen menjadi 4,2-4,6 persen,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Live Streaming BI, Kamis (19/3). Menurut Perry
Pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lain disebabkan oleh mewabahnya virus corona yang terjadi saat ini. Menurut Perry, COVID-19 memberikan tantangan bagi upaya mendorong momentum pertumbuhan ekonomi domestik.
Selain itu, penyebaran cepat virus corona ke banyak negara di luar Tiongkok memberikan tekanan kepada perekonomian dunia. Akibatnya prospek pertumbuhan ekonomi dunia juga menurun akibat terganggunya rantai penawaran global, menurunnya permintaan dunia, dan melemahnya keyakinan pelaku ekonomi.
Seorang calon penumpang beraktivitas di Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang, Sumatera Utara, Selasa (17/3) yang sepi karena corona. Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana
Melambatnya prospek pertumbuhan ekonomi dunia juga turut menurunkan prospek pertumbuhan ekspor barang Indonesia. Meskipun pada Februari 2020 sempat meningkat didorong ekspor batu bara, CPO, dan beberapa produk manufaktur. Ekspor jasa terutama sektor pariwisata diprakirakan juga menurun akibat terhambatnya proses mobilitas antar negara sejalan dengan upaya memitigasi risiko perluasan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Investasi non-bangunan juga berisiko melambat dipengaruhi menurunnya prospek ekspor barang dan jasa serta terganggunya rantai produksi.
Meski demikian, menurut Perry, pasca berakhirnya COVID-19 nanti, pertumbuhan ekonomi 2021 diprakirakan kembali meningkat menjadi 5,2-5,6 persen. Hal ini antara lain dipengaruhi upaya pemerintah memperbaiki iklim investasi melalui RUU Cipta Kerja dan Perpajakan.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan OJK untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap Indonesia dari waktu ke waktu,“ tandas Perry.