Akibat Corona, Bos Adaro Rela Gajinya Dipotong Daripada PHK Karyawan

20 Oktober 2020 18:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Boy Thohir pada buka bersama 1000 anak yatim Foto: fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Boy Thohir pada buka bersama 1000 anak yatim Foto: fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Batu bara menjadi salah satu industri yang terdampak akibat pandemi corona. Sebab, listrik dari PLN mengalami kelebihan atau oversupply sehingga permintaan batu bara berkurang. Begitu pun ekspor yang terganggu pada negara-negara yang melakukan lockdown total seperti India.
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (ADRO), Garibaldi Thohir mengungkapkan, perusahaannya juga tertekan akibat wabah ini. Karena itu, Adaro harus melakukan efisiensi. Meski begitu, hingga kini, dia mengklaim belum melakukan PHK terhadap 20 ribu karyawannya.
"Sampai hari ini kita masih kerja full. Belum ada PHK, belum ada pengurangan gaji, belum ada pengurangan bonus, walaupun dalam kondisi sangat sulit," kata dia dalam media gathering syukuran HUT Adaro yang ke-28 tahun secara virtual, Selasa (20/10).
Kakak dari Menteri BUMN Erick Thohir ini mengatakan, pandemi COVID-19 membuat perusahaan harus mengambil langkah bertahan. Alih-alih melakukan kontrak baru atau ekspansi, menurut dia, mengatur pengeluaran seefisien mungkin lebih baik dilakukan. Bahkan, dia rela gajinya dipotong daripada harus mengurangi pendapatan karyawannya.
ADVERTISEMENT
"Kita lakukan efisiensi sen demi sen, kalau perlu jangan kurangi gaji karyawanlah, tapi gaji saya dulu. Sebab kondisi sulit, badai belum berlalu," ujar Boy, sapaan akrab Garibaldi.
Boy mengungkapkan krisis yang dihadapi saat ini melebih krisis 1998 dan 2008 sebab merugikan banyak elemen, terutama pedagang kecil. Dia menyebut pandemi ini merupakan super crisis.
Sebuah ekskavator di area tambang batu bara Adaro, Kalimantan Selatan. Foto: Michael Agustinus/kumparan
Meski begitu, dia bersyukur perusahaannya yang saat ini berusia 28 tahun bisa bertahan. Boy mengatakan, jika perusahaannya tidak melakukan diversifikasi pada lini bisnisnya dan hanya fokus pada tambang batu bara seperti 15 tahun lalu, Adaro tidak akan bertahan saat ini.
Saat ini, Adaro tidak hanya berbisnis tambang batu bara, tapi masuk ke Adaro Services, Adaro Logistics, Adaro Power, Adaro Land, Adaro Water, Adaro Capital dan Adaro Foundation.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah banget Adaro integrated dari batu bara sampai listrik, di sini membuktikan bahwa bisnis model kita benar, dalam kondisi sulit ini sangat membantu sebab kontribusi dari non-batu bara sudah 50:50. Kita enggak bisa bayangkan kalau bisnis modelnya kayak 15 tahun lalu, mungkin Adaro enggak bisa survive hari ini," ujarnya.