Akibat Pandemi, Penjualan Mobil Tahun 2020 Diprediksi Anjlok 42 Persen

14 Oktober 2020 15:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja mengecek mobil di IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (9/1). Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja mengecek mobil di IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (9/1). Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berbagai sektor industri mengalami keterpurukan akibat merebaknya pandemi COVID-19. Penjualan mobil juga menjadi industri yang terdampak cukup parah.
ADVERTISEMENT
Ketidakpastian kondisi perekonomian membuat orang menunda membeli barang-barang seperti mobil, serta memilih menyimpan uang saat masa pandemi.
Senior Riset Spesialis Mandiri Institute, Andre Simangunsong, memproyeksi penjualan mobil di sepanjang tahun 2020, bakal mengalami kontraksi cukup dalam mencapai 42 persen dibandingkan penjualan tahun lalu.
"Gambaran mengenai penjualan mobil, sudah jelas tahun ini turun di semua segmen. Kita memproyeksikan tahun 2020 imi kira-kira penurunan penjualan kendaraan sampai 42 persen, tepatnya 41,8 persen" ujar Andre dalam webinar Bappenas membahas industri otomotif, Rabu (14/10).
Andre merinci, penjualan mobil tahun ini diperkirakan hanya mencapai 610 ribu unit. Sementara untuk tahun depan, dengan asumsi perekonomian membaik, jumlah unit yang terjual sebanyak 845 ribu unit atau naik 38,7 persen.
Pekerja mengecek mobil di IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (9/1). Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Kemudian di tahun 2022 semakin membaik menjadi 935 ribu unit, serta bertambah jadi 945 ribu di tahun 2023. Namun, kata Andre, tak tertutup kemungkinan proyeksi tersebut meleset jika pemulihan ekonomi berjalan lambat.
ADVERTISEMENT
Sementara Kementerian PPN/Bappenas mencatat, jumlah mobil yang terjual pada bulan Mei hanya mencapai 3.500 unit. Penjualan meningkat signifikan di bulan Agustus 2020, yakni sebanyak 37 ribu unit.
"Vaksin menjadi salah satu penentu sektor terdampak ini pulih, ini juga berpengaruh terhadap pemulihan sosial ekonomi ke depan," ujar Staf Ahli Menteri PPN/Bappenas Rizal Primana.