Akibat Sepi Penumpang, Bandara Kertajati Buka Fasilitas Bengkel Pesawat

1 April 2021 7:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bandara Kertajati di Majalengka Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Bandara Kertajati di Majalengka Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Maintenance, Repair, Overhaul (MRO) atau pusat perawatan pesawat akan dibangun di Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat. Keputusan itu berdasarkan arahan Presiden Jokowi setelah menggelar ratas.
ADVERTISEMENT
Langkah menjadikan Bandara Kertajati sebagai tempat perawatan pesawat tidak terlepas dari sepinya penumpang pesawat akibat dampak pandemi COVID-19.
Berikut ini selengkapnya mengenai kabar tersebut:

Tak Ada Penerbangan Komersial Sejak Awal Pandemi

Sejak awal pandemi COVID-19, operasional penerbangan di Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat terganggu. Direktur Utama, PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB), Salahudin Rafi, mengungkapkan tak ada lalu lintas penerbangan di saat itu.
“Pada saat WHO menyatakan pandemi di awal tahun, bulan Maret dan kita langsung PSBB di 16 April, saya rasa bukan Kertajati (saja) ya, tapi seluruh bandara di dunia itu semua tidak ada yang terbang pesawat,” kata Salahudin saat dihubungi kumparan, Rabu (31/1).
Padahal, kata Salahudin, Bandara Kertajati tidak bisa dikatakan sepi sejak awal beroperasi Mei 2018. Ia mengungkapkan sejak saat itu sudah ada ribuan penumpang yang dilayani.
ADVERTISEMENT
"Bandaranya tidak sepi sejak tiga tahun, sejak historical flight Pak Jokowi ke Kertajati Mei 2018, sampai awal 2020 itu sudah ada 6.300 pergerakan pesawat, dan ada 600 ribu pergerakan penumpang, dan kargonya sampai 490,8 ton," ungkap Salahudin.
"Sudah ada 22 flight sehari, dan di tahun 2020 kemarin izin rutenya ada 34 flight, 17 datang, dan 17 pergi," tambahnya.
Suasana di dalam Bandara Kertajati. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Namun, pandemi membuat pergerakan tersebut terhambat. Salahudin mengatakan di awal 2021 ini, Bandara Kertajati sudah mulai melayani penerbangan kargo.

Kerja Sama dengan GMF, Bandara Kertajati Siapkan Fasilitas Maintenance Pesawat

PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) selaku pengelola Bandara Kertajati menyiapkan kerja sama dengan PT GMF Aero Asia Tbk untuk menyiapkan fasilitas MRO. Hal itu dilakukan setelah ada arahan Presiden Jokowi, terkait maskapai asing yang berminat menjadikan Bandara Kertajati sebagai tempat bengkel pesawat mereka.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT BIJB, Salahudin Rafi, mengatakan dengan adanya keputusan pemerintah pusat, maka aksi ini sudah sesuai dengan rencana Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkait rencana pengembangan bisnis BIJB untuk membuat layanan MRO.
Rafi memastikan, keputusan Presiden bukan mengambil alih kewenangan BIJB, namun mengakselerasi pembangunan fasilitas MRO lewat kerja sama BIJB dan GMF. Hal itu, menurutnya sebagai bagian dari kerja sama yang sudah diteken Pemprov Jawa Barat dan Garuda Indonesia pada 23 Februari 2021.
“MRO ini nanti demand-nya berasal dari TNI/Polri dan BNPB. Kami tinggal merumuskan pendanaan dan pembangunan apakah dari investor atau pihak perbankan,” ujarnya.
Petugas membersihkan Bandara Kertajati. Foto: Helmi Afandi/kumparan
BIJB sendiri sudah memiliki dan menyiapkan lahan seluas 67 hektare di area Bandara Kertajati. Tapi pembangunan tahap I baru disiapkan di atas lahan 30 hektare. Pembangunan MRO menurutnya bisa dikebut dalam waktu satu tahun seiring dengan pengoperasian Tol Cisumdawu.
ADVERTISEMENT

Dibanding Kertajati, Indonesia Timur Dinilai Lebih Butuh Bengkel Pesawat

Pengamat penerbangan, Arista Atmadjati, menyambut baik rencana dibangunnya MRO di Bandara Kertajati. Arista menganggap pemerintah atau pengelola bandara tersebut sudah mempunyai skenario, seperti yang pertama dioperasikan tetapi belum ramai karena masalah akses.
Sementara pembangunan bengkel menjadi skenario berikutnya. Arista mengungkapkan luas lokasi Bandara Kertajati juga masih mendukung untuk dibuat MRO pesawat. Apalagi, fasilitas tersebut di Indonesia masih kurang.
Selain itu, Arista merasa pengembangan Bandara Kertajati akan berdampak positif termasuk ke perekonomian. Sebab, ekspor berbagai produk termasuk UMKM akan lebih maksimal, apalagi kalau sudah didukung akses tol atau di Pelabuhan Patimban.
Suasana bandara Kertajati yang lengang di Majalengka, Jawa Barat. Foto: Dedhez Anggara/Antara Foto
Menurutnya, pabrik Pindad dan PTDI bisa saja berada di dekat Bandara Kertajati sehingga lebih maksimal dalam ekspor. Selain itu, di bandara tersebut bisa juga ke depannya ada fasilitas pendidikan atau sekolah penerbangan.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, terkait pembangunan MRO di Kertajati tentu belum bisa maksimal dalam menampung pesawat dari Indonesia bagian timur. Untuk itu, Arista menyarankan pemerintah juga membangun bengkel pesawat di wilayah tersebut.
“Ya timur juga, di timur MRO juga kurang, kurang banget. Enggak ada malahan. Lebih baik Makassar karena resource-nya komplet atau Manado,” ungkap Arista.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.