Akui Tak Menyesal Hengkang dari Pertamina, Ahok: Sudah Biasa Hidup Pas-pasan

9 Februari 2024 10:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo bersama Komut Pertamina Basuki Tjahaja saat peresmian Implementasi Program B30 di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta, Senin (23/12).
 Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo bersama Komut Pertamina Basuki Tjahaja saat peresmian Implementasi Program B30 di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta, Senin (23/12). Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, secara terang-terangan mengatakan tidak menyesali langkahnya hengkang dari perusahaan minyak pelat merah PT Pertamina (Persero).
ADVERTISEMENT
Ahok diangkat Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Komut Pertamina pada November 2019, menggantikan Tanri Abeng. Hal ini diutarakan Ahok dalam diskusi Ahok is Back pada Kamis (8/2).
Ahok bilang, dia tidak lagi mengkhawatirkan kehilangan penghasilan yang tinggi, lantaran terbiasa hidup dalam kesederhanaan.
“Pengalaman saya di hidup, saya itu selalu pas-pasan, yang penting pas, itu lebih enak,” kata Ahok sambil tertawa saat ditanya mengenai keputusannya melepas jabatan Komut Pertamina, dalam diskusi Ahok is Back pada Kamis (8/2).
Ahok bahkan sempat dihubungi kerabatnya yang memprotes keputusan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut hangkang dari Pertamina.
“Lu nggak nyesel anak masih kecil, lu bisa jadi menteri, ibaratnya gua kasih lu kehormatan, kasih lu kekayaan kok lu tolak, lu nggak takut masa depan lu,” tutur Ahok meniru ucapan kerabatnya.
ADVERTISEMENT
Ahok kemudian menimpali, menurutnya dia sudah hidup selama 57 tahun dan pernah merasakan asam manis kehidupan, sehingga melepas jabatan di perusahaan pelat merah bukan sesuatu yang membuatnya ketakutan.
Ahok mengundurkan diri dari Komut Pertamina Foto: Instagram/@basukibtp
"Udah 57 tahun gua, oke oke aja sampai hari ini. Masa sisa umur gua, gua takut," ujar Ahok.
Berdasarkan catatan kumparan, Ahok pernah menyatakan gaji sebagai Komisaris Utama Pertamina mencapai Rp 170 juta per bulan.
Selain itu, Dewan Komisaris BUMN memperoleh tunjangan berupa Tunjangan Hari Raya (THR), tunjangan transportasi (bisa diganti dengan fasilitas mobil dinas), dan asuransi purna jabatan.
Komisaris juga memperoleh fasilitas kesehatan dan fasilitas bantuan hukum. Tak lupa, Komisaris Utama BUMN akan mendapatkan bonus tahunan sebesar 45 persen dari tantiem yang diterima Direktur Utama.
ADVERTISEMENT
Mengutip laporan keuangan Pertamina tahun 2018 (audited), total gaji dan imbalan lainnya (termasuk bonus) dalam setahun untuk 11 Direksi dan 7 Komisaris Pertamina sebesar USD 47,273 juta atau setara Rp 661,82 miliar (asumsi kurs Rp 14.000 per USD).
kumparan mencoba membuat perhitungan rata-rata. Bila diasumsikan setiap individu menerima sama rata, maka penghasilan untuk Direksi dan Komisaris BUMN bisa Rp 3,064 miliar per bulan atau Rp 36,768 miliar dalam setahun.