Alasan Ahok Tolak Rencana BUMN Beli Produsen Mobil Listrik Jerman: Niat Buruk

24 November 2021 19:40 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat mengunjungi proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan di Kalimantan Timur, Senin (27/9).  Foto: Instagram/@ basukibtp
zoom-in-whitePerbesar
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat mengunjungi proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan di Kalimantan Timur, Senin (27/9). Foto: Instagram/@ basukibtp
ADVERTISEMENT
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menolak rencana Indonesia Battery Corporation (IBC) mengakuisisi produsen mobil listrik asal Jerman.
ADVERTISEMENT
IBC adalah holding industri baterai kendaraan listrik yang dibentuk oleh 4 BUMN, salah satunya adalah PT Pertamina (Persero). Tiga BUMN lain yang memiliki saham IBC adalah MIND ID, PLN, dan Antam.
Ahok membeberkan, perusahaan mobil listrik asal Jerman itu mau diakuisisi dengan harga yang menurutnya terlalu mahal. Perhitungan harga sahamnya menggunakan future valuation dengan alasan bisnisnya bakal bagus di masa mendatang.
Tapi Ahok berpendapat bahwa perhitungan nilai perusahaan mobil listrik asal Jerman itu mengada-ada karena bisnis kendaraan listrik masih belum pasti. Dasar perhitungannya tidak kuat. Ahok menduga ada permainan di situ, ada gelagat niat buruk.
"Anda tidak boleh membeli sesuatu atau mengarang future valuasinya ke depan. Dasarnya apa valuasi future? Ini barang baru. Itu saya tanya, mens rea-nya apa? Anda bodoh atau tadi ada yang nitip beli barang 20 jadi 170? Kalau suatu hari anda masuk penjara, jangan bilang ini hanya keputusan bisnis. Bullshit," kata Ahok dalam akun YouTube Panggil Saya BTP, dikutip kumparan pada Rabu (24/11).
Ilustrasi pengisian daya mobil listrik. Foto: REUTERS/Antonio Bronic
Rencana akuisisi itu, sambungnya, dibalut dengan alasan agar Indonesia bisa menembus pasar mobil listrik Amerika Serikat dan China. Alasan itu juga dinilai Ahok mengada-ada. Sebab, Amerika Serikat sudah punya Tesla dan China punya Wuling. Kedua negara itu sudah punya industri kendaraan listrik yang maju. Sulit disaingi.
ADVERTISEMENT
"Saya bilang narasinya apa mesti beli mobil listrik di Jerman? (Katanya) supaya kita bisa masuk ke pasar Amerika, China. Itu yang saya bilang hati-hati. Ketika anda bicara depan saya, saya kejar anda mulai ngaco, saya bisa dengan cepat menangkap anda mens rea-nya enggak beres. Bos, di Amerika ada Tesla. Di China Wuling (harganya) mobil listrik cuma Rp 50 juta. For what?," kata Ahok.
Presiden Joko Widodo usai Groundbreaking Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Pertama di Asia Tenggara, di kawasan Industri Kerawang, Jawa Barat, Rabu (15/9). Foto: Agus Suparto/Istana Presiden
Daripada mengakuisisi perusahaan asal Jerman dengan harga tinggi, Ahok berpendapat lebih baik IBC mendorong pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri. Jika Indonesia belum menguasai teknologinya, bisa saja bekerja sama dengan perusahaan asing untuk alih teknologi.
"Lebih baik ngembangin anak-anak ITS, kalau anda enggak ngerti, kenapa anda enggak ngajak Wuling misalnya. Kenapa anda enggak lakukan seperti itu?," ujar Ahok.
ADVERTISEMENT