Alasan Maskapai Jual Tiket Mahal: Rugi hingga Mau Sehatkan Perusahaan

11 Januari 2019 15:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto: AFP/Adek BERRY)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto: AFP/Adek BERRY)
ADVERTISEMENT
Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA) mencatat, salah satu alasan kenaikan harga tiket pesawat yakni untuk menyelamatkan maskapai penerbangan dari kerugian yang mendalam. Sebab biaya operasional maskapai penerbangan saat ini lebih tinggi dari pendapatan.
ADVERTISEMENT
Menurut Sekretaris Jenderal INACA Tengku Burhanuddin, maskapai menjual harga tiket disesuaikan dengan peningkatan biaya pendukung seperti biaya navigasi, biaya bandara, avtur dan kurs dolar yang fluktuatif. Saat ini biaya pendukung itu alami kenaikan.
"Biaya air navigation itu naik sekarang ini karena dia butuh biaya besar untuk menjaga safety level. Biaya bandara, PSC juga naik. Kerasanya di tiket airline," katanya kepada kumparan, Jumat (11/1).
Selain itu terdapat komponen biaya lain yang harus dimasukkan ke dalam harga tiket pesawat, yakni asuransi dan PPN. Jika mematok harga tiket yang begitu murah, hal itu akan membuat kinerja keuangan maskapai penerbangan negatif sama seperti tahun lalu.
"Sekarang begini, maskapai kita ini sepertinya macam orang. Oh you sehat, padahal di dalamnya sudah banyak problem. Kita harus menyehatkan penerbangan kita. Kalau kita tidak menyehatkan penerbangan kita nanti akibatnya jadi kacau semua," tegas Burhanuddin.
Bandara Ngurah Rai pasca erupsi Gunung Agung (Foto: ANTARA FOTO/Wira Suryantala)
zoom-in-whitePerbesar
Bandara Ngurah Rai pasca erupsi Gunung Agung (Foto: ANTARA FOTO/Wira Suryantala)
Dia menjelaskan jika kinerja keuangan tak kunjung sehat, hal itu bisa membuat maskapai penerbangan menutup usahanya. Konsekuensinya yakni jumlah maskapai yang melayani masyarakat berkurang, dan berdampak pada kenaikan harga tiket karena permintaan terus tumbuh.
ADVERTISEMENT
"Kalau nanti habis semua, yang swasta tutup semua lebih parah lagi. Maskapai yang ada terbatas, sementara demand terus tumbuh itu harga bisa lebih tinggi dari sekarang. Economy effect-nya lebih besar lagi," katanya.
Selain faktor itu, menurut Burhanuddin, demand yang tetap tinggi di luar peak season menjadikan alasan maskapai untuk mempertahankan harga tiket yang mahal. Dia menyebut apabila demand menurun, maskapai penerbangan mungkin akan menurunkan harga tiketnya.
"Ya murah itu kan untuk promosi. Kalau mungkin orang yang beli (tiket pesawat) sedikit, ya mungkin harganya akan kami sesuaikan lagi," ujar Burhanuddin.