Alasan Pertamina Belum Turunkan Harga Pertamax

17 Desember 2018 13:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax di SPBU. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax di SPBU. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/ kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian ESDM telah memangil badan usaha pemegang izin usaha niaga bahan bakar minyak (BBM) agar menurunkan harga BBM nonsubsidi. Sebab, harga minyak dunia sudah turun jauh meninggalkan level USD 70 per barel. Menurut data Reuters, minyak jenis Brent turun ke USD 60,2 per barel sementara jenis WTI di level USD 51,8 per.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa badan usaha yang menjual BBM nonsubsidi, seperti Shell, AKR, Total, Vivo, ExxonMobil, dan BP. Pertamina termasuk yang belum menurunkan harga jual BBM nonsubsidi. Yang terbaru, Shell telah menurunkan harga jual bensinnya pada 13 Desember 2018.
Sekretaris Perusahaan PT Pertamina (Persero) Syahrial Mukhtar mengungkapkan, perusahaan belum bisa menurunkan harga BBM nonsubsidi karena masih perlu evaluasi lebih lanjut.
Untuk acuan harga minyak dunia, Syahrial mengaku Pertamina tidak berkiblat pada harga minyak jenis WTI maupun Brent, tapi pada MOPS (Mean of Platts Singapore).
“Jadi harga BBM itu kan kita evaluasi. Perkembangan fluktuasi harga minyak yang di upstream. Tapi perlu dipahami juga, harga di downstream itu enggak otomatis harga di upstream bergerak. Kan kita basisnya MOPS. Bukan acuan WTI atau Brent,” kata dia saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (17/12).
Ilustrasi SPBU Pertamina (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi SPBU Pertamina (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Yang menjadi pertimbangan lain, kata dia, produk BBM Pertamina cukup banyak. Untuk nonsubsidi, mulai dari Pertalite, Pertamax Series, hingga Dex Series.
ADVERTISEMENT
Belum lagi, meski harga minyak turun tapi geraknya fluktuatif, kadang naik tapi kadang mendadak turun. Karena itu, Syahrial mengaku pihaknya butuh waktu untuk memutuskan penurunan harga BBM nonsubsidi. Sementara stok minyak Pertamina yang ada masih menggunakan harga lama.
“Pasti ya kita butuh waktu untuk lihat pergerakan dan proyeksi harga berapa dan ke mana. Dua pekan sampai sebulan kita bisa review itu,” lanjut dia.
Sementara itu, Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, pihaknya memberikan waktu bagi badan usaha untuk menurunkan harga BBM nonsubsidi paling lambat awal Januari 2019. Jika sampai Januari 2019 Pertamina belum juga menurunkan harga BBM nonsubsidi, Kementerian ESDM akan memberikan panggilan.
“Shell udah turun tapi Pertamina belum. Tanya Bu Nicke-lah (Dirut Pertamina kapan akan turunkan harga). Nanti ya panggil lagi,” kata dia.
ADVERTISEMENT