Amerika Serikat Gelontorkan Rp 44,6 T Buat Baterai Kendaraan Listrik

4 Mei 2022 10:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mobil listrik BMW. Foto: dok. BMW
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mobil listrik BMW. Foto: dok. BMW
ADVERTISEMENT
Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan mengalokasikan dana USD 3,1 miliar atau senilai Rp 44,6 triliun (kurs Rp 14.400 per dolar AS) untuk mendukung upaya pembuatan baterai kendaraan listrik dan komponennya.
ADVERTISEMENT
Dana tersebut akan dialokasikan oleh Departemen Energi dari anggaran infrastruktur senilai USD 1 triliun dolar AS atau sekitar Rp 14,4 ribu triliun yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden tahun lalu.
Pendanaan tersebut merupakan bagian dari Bipartisan Infrastructure Law yang diberlakukan tahun lalu. Rencananya, dana tersebut akan digunakan perusahaan AS untuk membangun dan memperbaiki pabrik baterai.
Di sisi lain, Departemen Energi mengatakan tambahan USD 60 juta atau setara dengan Rp 866 miliar akan tersedia untuk mendukung penggunaan kembali dan daur ulang baterai EV bekas.
CEO Solid Power menilai, ini adalah peluang besar bagi perusahaan yang mengerjakan baterai di generasi berikutnya.
"Investasi baru akan memberikan kejutan yang dibutuhkan rantai pasokan domestik kita untuk menjadi lebih aman dan tidak terlalu bergantung pada negara lain. sebuah prioritas utama bagi pemerintah setelah gangguan rantai pasokan global yang mengikuti invasi Rusia dari Ukraina," ujar Menteri Energi AS Jennifer Granholm seperti dilansir dari CNBC, Rabu (4/5).
ADVERTISEMENT
Gedung Putih telah mengatakan bahwa mereka ingin setengah dari kendaraan yang dijual di AS merupakan kendaraan listrik pada tahun 2030. Hal ini diharapkan akan meningkatkan pekerjaan manufaktur, mengungguli China di pasar yang tumbuh dengan cepat, dan mengurangi emisi karbon.
Pemerintah juga menjadikan langkah tersebut untuk menjamin kemandirian energi dan mengurangi tekanan inflasi jangka panjang akibat invasi Rusia ke Ukraina.
"Saat kita menghadapi kenaikan harga minyak dan gas, penting untuk dicatat bahwa kendaraan listrik akan lebih murah dalam jangka panjang untuk Amerika," kata Mitch Landrieu, Koordinator Infrastruktur Gedung Putih.