Anak Usaha Harita Nickel Ekspor Nikel Sulfat, Target 240 Ribu Ton

16 Juni 2023 11:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nikel sulfat hasil pemurnian bijih nikel kadar rendah oleh PT Halmahera Persada Lygend. Foto: Trimegah Bangun Persada
zoom-in-whitePerbesar
Nikel sulfat hasil pemurnian bijih nikel kadar rendah oleh PT Halmahera Persada Lygend. Foto: Trimegah Bangun Persada
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel melalui entitas asosiasinya, PT Halmahera Persada Lygend (HPL) resmi melakukan ekspor perdana nikel sulfat, Jumat (16/6).
ADVERTISEMENT
Sebanyak 5.584 ton nikel sulfat yang dikemas dalam 290 kontainer siap dikapalkan ke salah satu mitra bisnis NCKL yang berada di China. Hal ini menjadi tonggak pencapaian baru bagi NCKL dalam lingkar bisnis hilirisasi nikel.
Nikel sulfat hasil pemurnian di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara ini akan digunakan dalam produksi baterai lithium dengan kandungan nikel yang tinggi. Di masa mendatang, penggunaan baterai litium jenis ini akan terus meningkat terutama dalam industri kendaraan listrik.
Direktur Utama NCKL, Roy A. Arfandy, mengatakan total pengiriman produk nikel sulfat ditargetkan mencapai 240.000 ton dalam setahun sesuai dengan kapasitas produksi pabrik. Perusahaan juga sedang dalam tahap uji coba produksi kobal sulfat.
“Ke depan, perusahaan akan berusaha mengirimkan kurang lebih sebanyak empat kapal untuk memenuhi target permintaan produksi nikel sulfat tersebut,” kata Roy dalam keterangan tertulis, Jumat (16/6).
Proses pengapalan 290 kontainer berisi nikel sulfat yang akan diekspor PT Halmahera Persada Lygend untuk pertama kalinya, Jumat (16/6/2023). Foto: Trimegah Bangun Persada
Roy juta menyampaikan apresiasi atas pencapaian pengiriman perdana nikel sulfat ini. “Inilah karya anak bangsa di Timur Indonesia yang menjadi langkah penting Indonesia untuk menjadi pemain kunci dalam industri baterai kendaraan listrik di masa mendatang, sekaligus kontributor baru dalam ekspor produk hilirisasi nikel yang bisa mendorong perekonomian daerah dan nasional,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
PT Halmahera Persada Lygend baru saja meresmikan operasional pabrik nikel sulfat yang pertama di Indonesia, dan menjadi yang terbesar di dunia dari sisi kapasitas produksinya pada 31 Mei lalu.
Momen bersejarah itu turut dihadiri dan diresmikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Septian Hario Seto.
Dalam sambutannya akhir Mei lalu, Seto menyampaikan bahwa keberhasilan ini sangat mengesankan dan luar biasa. Sekaligus menunjukkan bagaimana kolaborasi investor lokal dan investor asing bisa bekerja sama dengan baik.
Sebagian kontainer milik PT Halmahera Persada Lygend berisi nikel sulfat yang siap untuk dikapalkan. Foto: Trimegah Bangun Persada
“Operasional penambangan dan hilirisasi yang dilakukan oleh NCKL merupakan yang terbaik. Ini diungkapkan oleh konsultan internasional yang bisa melakukan sertifikasi terhadap proses produksi penambangan dan lainnya,” ungkap Seto.
Kunjungan kerja Seto ke Site Pulau Obi yang dioperasikan NCKL akhir Mei lalu didampingi oleh konsultan Benchmark Mineral Intelligence (BMI).
ADVERTISEMENT
Saat ini NCKL terus berupaya meningkatkan rantai industri sumber daya nikel, dengan memproduksi kobalt sulfat. Bersama dengan nikel sulfat, konsentrat ini merupakan dua elemen penting pembentuk prekursor katoda baterai kendaraan listrik.
“Menjadi perusahaan manufaktur bahan energi baru yang mengedepankan pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat serta berkontribusi pada pengembangan industri adalah target jangka menengah kami,” pungkas Roy.