Anda Termasuk Kaum Hobi Rebahan? Ini Bisnis yang Layak Dicoba

3 Oktober 2019 9:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Keuangan milenial Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Keuangan milenial Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebagian besar generasi Z, atau generasi yang didefinisikan sebagai orang yang lahir dalam rentang tahun kelahiran 1995-2010, lebih senang berinteraksi di dunia maya. Di jagat media sosial, sebagian generasi Z itu dikenal sebagai kaum rebahan lantaran lebih suka berinteraksi dengan sesama melalui ponsel sembari rebahan.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa bisnis yang cocok bagi kaum rebahan?
Owner Arha Transport Yogyakarta, Ayuhanna, mengaku termasuk dalam kaum hobi rebahan. Namun di usianya yang baru menginjak 20 tahun, dia terbilang sukses dalam berbisnis.
“Iya sudah setahunan lebih ini, bisnis saya bisnis sewa (sepeda) motor di Yogya,” katanya kepada kumparan, Kamis (3/10).
Dia pun mengungkapkan pada awalnya berbisnis, dia menyewakan sepeda motor yang dimilikinya ke wisatawan dengan pemasaran melalui media sosial. Ayuhanna pun tak menyangka peminat jasanya ternyata banyak.
“Iya ternyata yang minat banyak. Saya cuma bikin akun IG (Instagram), nama akunnya ya dibuat yang paling mudah dicari yang diperbanyak hashtag. Itu benar-benar datang sendiri,” ucap Ayuhanna.
Ilustrasi uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
Dari semula hanya 1 unit, kini dirinya telah memiliki 4 unit sepeda motor yang disewakan. Dengan 4 armada itu, pendapatan bersih rata-rata per bulan sekitar Rp 5 juta. Jika musim liburan bisa mencapai Rp 8 juta.
ADVERTISEMENT
“Lumayan saya sambil kuliah sudah bisa dapat uang. Jalaninnya bisa sambil rebahan, karena ada teman yang khusus antar motornya ke pemesan,” katanya.
Senada, mahasiswi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Depok Jawa Barat, Dewi Sriyanti, mengaku juga memiliki pendapatan yang pekerjaannya bisa sembari rebahan, yakni dengan menjadi dropshipper di e-commerce.
“Enggak nentu sih, tapi per bulan kalau Rp 2-3 juta bisa dapat. Tergantung lagi mager (malas gerak) apa enggak,” jelasnya.
com-Belanja Online Foto: Shutterstock
Dia menjelaskan, dropshipper merupakan perantara antara supplier dengan pembeli. Dewi pun mengungkapkan untuk menjadi dropshipper yang dipercaya, calon dropshipper harus terlebih dulu membuat reputasi akun e-commerce-nya baik.
“Di awal-awal dulu saya tombok dulu, misal harga barang asli Rp 50 ribu tapi saya jadi dropshipper ngejual cuma Rp 45 ribu. Tujuannya biar banyak transaksi dan reputasi akun kita baik, kemudian kita belinya juga harus di toko supplier terpercaya biar pengiriman tepat waktu dan barang baik. Jadi nanti kita yang dinilai baik,” kata Dewi.
ADVERTISEMENT
Jika jumlah transaksinya sudah besar dan memiliki reputasi yang baik, kemudian dropshipper ini bisa untuk menjual barang dengan harga yang lebih tinggi dibanding supplier.
“Kalau reputasi sudah baik ya lumayan gampang. Baiknya kita pajang foto supplier yang reputasinya di bawah kita, tapi harga ditinggikan. Itu banyak lho pembelinya, karena pembeli itu kadang mikir kalau reputasinya bagus ya barangnya bagus, enggak apa-apa kalau mahal sedikit,” pungkasnya.