Anggaran Kemendag Rp 140 M Diblokir Sri Mulyani, Ganggu Kinerja Perdagangan?

21 Februari 2024 19:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt Sekretaris Jenderal Kemendag Suhanto saat ditemui di Kantor Kemendag, Jakarta pada Jumat (2/2).  Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Plt Sekretaris Jenderal Kemendag Suhanto saat ditemui di Kantor Kemendag, Jakarta pada Jumat (2/2). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anggaran Kementerian Perdagangan (Kemendag) senilai Rp 140 miliar telah diblokir Menteri Keuangan Sri Mulyani lewat Surat Menteri Keuangan Nomor S-1082/MK.02/2023 tentang Automatic Adjustment Belanja Kementerian/Lembaga TA 2024.
ADVERTISEMENT
Beleid itu mengatur pemblokiran atau kebijakan automatic adjustment (AA), yakni mengalihkan sejumlah anggaran belanja di kementerian atau lembaga yang tidak prioritas ke prioritas.
"Rp 140 miliar (anggaran Kementerian Perdagangan) di tahun 2024," kata Plt Sekretaris Jenderal Kemendag, Suhanto, saat ditemui di Padma Hotel, Rabu (21/2).
Meski begitu, Suhanto memastikan hal tersebut tidak akan mengganggu kinerja Kemendag. Sebab, alokasi anggaran yang diblokir itu adalah di pos-pos yang bisa disesuaikan, seperti monitoring dan sosialisasi yang bisa dilakukan online.
"Yang diblokir adalah anggaran dari kegiatan sosialisasi, perjalanan dinas. Tentunya kan kita sekarang sudah ada zoom-zoom, jadi kita mengurangi (sosialisasi offline)," ujar Suhanto.
Suhanto juga memastikan pemblokiran itu tidak akan mengganggu kinerja ekspor Indonesia. Sebelumnya, soal anggaran ini dikeluhkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi.
ADVERTISEMENT
Kata Suhanto, pemblokiran itu tidak dilakukan untuk pos-pos anggaran yang strategis, termasuk anggaran Kemendag untuk meningkatkan performa ekspor Indonesia. Suhanto bilang, Automatic Adjustment sebesar 8 persen di alokasi Kemendag itu dipilah untuk pos-pos strategis.
"Kami lakukan skala prioritas, kalau itu menyangkut prioritas nasional, tidak otomatis 8 persen. Ada yang kita hanya AA cuma 2,5 persen, ada yang kita ambil AA cukup 7 persen. Jadi sesuai dengan skala prioritas. Artinya kita pastikan program-program skala prioritas Kementerian Perdagangan walaupun dengan AA, kami pastikan dapat berjalan dengan baik," kata Suhanto.
Sementara, Mendag Zulhas menyebut persoalan anggaran menjadi faktor yang mempengaruhi ekspor Indonesia. Alokasi anggaran itu untuk kebutuhan perwakilan perdagangan Kemendag di luar negeri yakni Atase dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), yang bertugas memasarkan produk Indonesia di pasar global, mengadakan pameran hingga misi dagang di luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Tentu itu perlu perhatian makanya perlu didukung oleh tenaga yang terampil dan anggaran. Karena kalau jauh itu orangnya enggak ada. Bisanya 5 negara yang didapat satu ya bagaimana. Itu kita perkuat di situ. Saya akan ngomong kepada Pak Presiden berharap akan ada terobosan," tutur Zulhas.