Anggaran Kesehatan untuk Penanganan COVID-19 Baru Terserap 21 Persen, Kok Bisa?

23 September 2020 17:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis memeriksa kesiapan alat di ruang ICU Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3).  Foto: ANTARA FOTO/Kompas/Heru Sri Kumoro
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis memeriksa kesiapan alat di ruang ICU Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3). Foto: ANTARA FOTO/Kompas/Heru Sri Kumoro
ADVERTISEMENT
Anggaran kesehatan dalam pemulihan ekonomi nasional baru terserap Rp 18,45 triliun atau 21 persen dari pagu anggaran Rp 87,5 triliun. Pemerintah mengklaim penyerapannya baru akan meningkat pada Oktober dan Desember mendatang.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Raden Pardede mengatakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengucurkan sejumlah anggaran besar setiap tiga bulan sekali. Sehingga menurutnya, anggaran kesehatan baru bisa terserap maksimal pada periode tersebut.
“Ada dari anggaran kesehatan yang pembayarannya dilakukan sekali dalam tiga bulan. Jadi berdasarkan data-data tersebut, ternyata Kemenkes akan mengucurkan nanti anggaran kesehatan lebih cepat lagi di Oktober dan Desember dalam jumlah besar sekali,” ujar Raden dalam webinar KPC PEN, Rabu (23/9).
Ilustrasi uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
Namun menurut dia, ke depan pemerintah akan memperlancar insentif untuk tenaga kesehatan. Dari yang saat ini pencairannya masih tiga bukan sekali, menjadi sebulan sekali.
“Juga insentif nakes akan diperlancar, yang sebelumnya sekali tiga bulan, ke depan diusahakan sekali sebulan. Jadi cukup lancar, tingkat penyerapan anggaran kesehatan akan meningkat signifikan,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Raden memperkirakan anggaran kesehatan juga tak akan terserap sepenuhnya. Hingga akhir tahun ini, diperkirakan serapan anggaran hanya 96 persen atau Rp 84 triliun. Itu pun, sudah dibantu oleh anggaran kesehatan dalam rangka Pilkada serentak.
Pemerintah pun akan memprioritaskan anggaran kesehatan di delapan provinsi yang tingkat infeksi COVID-19 paling tinggi.
“Ada beberapa daerah yang tekanan besar sekali, infeksi cukup tinggi, ini prioritas. Di samping ada tambahan dana untuk mitigasi kemungkinan problem saat Pilkada,” pungkasnya.