Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional Sudah 62 Persen, Capai Rp 431,5 Triliun

30 November 2020 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuanagn Sri Mulyani saat menghadiri penandatanganan kerja sama antara Pemrov DKI Jakarta dan Jawa Barat dengan PT Sarana Multi Infrastruktur. Foto: Humas Kemenkeu
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuanagn Sri Mulyani saat menghadiri penandatanganan kerja sama antara Pemrov DKI Jakarta dan Jawa Barat dengan PT Sarana Multi Infrastruktur. Foto: Humas Kemenkeu
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah mencapai Rp 431,54 triliun hingga 25 November 2020. Capaian tersebut sebesar 62,1 persen dari pagu anggaran Rp 695,2 triliun.
ADVERTISEMENT
"Saat ini program PEN dan penanganan COVID-19 sebesar Rp 695,2 triliun, sudah Rp 431 triliun telah terealisasi," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Senin (30/11).
Secara rinci, realisasi di sektor kesehatan sebesar Rp 40,32 triliun dari pagu Rp 97,9 triliun. Untuk perlindungan sosial realisasinya Rp 207,8 triliun dari pagu Rp 233,69 triliun, dan sektoral kementerian/lembaga dan Pemda terealisasi Rp 36,25 triliun dari pagu Rp 65,97 triliun.
Selanjutnya, dukungan untuk UMKM sudah tersalurkan Rp 98,76 triliun dari pagu Rp 115,82 triliun. Untuk insentif usaha terealisasi Rp 46,4 triliun dari pagu Rp 120,6 triliun, dan pembiayaan korporasi sudah disalurkan Rp 2 triliun dari Rp 61,2 triliun.
Sri Mulyani dan Jokowi Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
Jika dibandingkan dengan Oktober 2020, realisasi anggaran PEN mengalami kenaikan Rp 64,91 triliun, dari sebelumnya Rp 366,62 triliun. Bahkan dibandingkan semester I 2020, realisasi program ini mengalami peningkatan hingga 29 persen.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani optimistis penggunaan anggaran akan terealisasi seluruhnya hingga akhir Desember 2020. Selain itu, pemerintah juga telah membuat pencadangan untuk dana pengadaan vaksin corona di tahun ini maupun tahun depan.
"Ini yang akan mendorong perekonomian pada bulan terakhir di tahun 2020, ini sesudah kita melakukan peningkatan belanja pada kuartal III lalu," ujarnya.