Anggota DPR Minta Bank Mandiri Optimalkan Aplikasi Livin' by Mandiri

30 Maret 2022 15:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI dengan Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, Senin (24/2). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI dengan Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, Senin (24/2). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Mufti Anam, komplain kepada jajaran direksi PT Bank Mandiri (Persero) mengenai kemelut aplikasi Livin' by Mandiri yang sering macet atau eror sehingga pengguna tidak bisa bertransaksi.
ADVERTISEMENT
Mufti mengatakan, waktu aplikasi macet pada 25 Februari 2022 lalu, banyak masyarakat yang akhirnya mengeluhkan kepada dirinya melalui media sosial.
"Di media sosial ribuan masyarakat menanyakan soal Livin by Mandiri. Waktu itu hari Jumat banyak yang butuh transaksi karena akhir pekan bank tutup," ujar Mufti saat rapat Komisi VI DPR bersama Dirut Bank Himbara, Rabu (30/3).
Saat itu, Mufti pun mencoba mengakses aplikasi Livin By Mandiri Biru, namun disuruh bermigrasi ke Livin by Mandiri Gold. Dia pun meminta penjelasan kepada Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, namun tidak ada respons.
Mufti pun sempat menghubungi Corporate Secretary Bank Mandiri, Rudi As Aturridha, yang mengatakan bahwa pelanggan yang bermasalah diminta agar menghubungi call center.
ADVERTISEMENT
"Kalau rakyat pada bisa hubungi call center, mereka tidak akan melapor ke kami Komisi VI, karena rakyat tahu Komisi VI membidangi BUMN dan di dalamnya ada Bank Mandiri," kata Mufti.
Livin' by Mandiri. Foto: Bank Mandiri
Selanjutnya, dia menyebutkan satu bulan kemudian, yaitu pada 25 Maret 2022 Livin by Mandiri kembali eror. Mufti juga menuturkan bahwa di saat semua perbankan sudah berlomba-lomba bermigrasi menjadi bank digital, maka persaingan dan disrupsi akan terjadi lebih kuat dan cepat. Jika Bank Mandiri tidak bisa menyamakan langkah bakal kehilangan banyak pelanggan.
"Survei mengatakan kalau aplikasi perbankan sulit diakses, mereka cenderung pindah ke aplikasi bank lain. Ketika masyarakat pindah ke aplikasi lain, dampaknya perusahaan akan kehilangan profit, ketika profit berkurang dividen yang akan diberikan ke negara berkurang," jelasnya.
ADVERTISEMENT