Anggota TIIWG G20 Soroti Perbaikan Fungsi WTO dari Negosiasi hingga Sengketa

7 Juli 2022 12:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pelaksanaan pertemuan kedua Trade, Investment, and Industry Working Group Meeting G20 di Surakarta. Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pelaksanaan pertemuan kedua Trade, Investment, and Industry Working Group Meeting G20 di Surakarta. Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Pertemuan Kedua Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20 yang digelar di Surakarta, Jawa Tengah pada Rabu (6/7), salah satunya menyoroti reformasi World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia.
ADVERTISEMENT
Hal itu merupakan tidak lanjut dari hasil Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-12 WTO yang dilaksanakan di Jenewa pada bulan Juni lalu. Konferensi tersebut menghasilkan gagasan terkait kesadaran akan kebutuhan untuk memanfaatkan peluang perdagangan yang tersedia, mengatasi tantangan yang dihadapi WTO, dan memastikan WTO berfungsi dengan baik.
Pada persidangan, anggota TIIWG G20 menyoroti perlunya penguatan kerangka kerja untuk memperbaiki seluruh fungsi WTO, khususnya dalam negosiasi, pemantauan, dan sistem penyelesaian sengketa. Hal itu dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi WTO sebagai organisasi yang berperan besar dalam pembentukan peraturan perdagangan dunia.
WTO diharapkan bertekad untuk memperkuat sistem perdagangan multilateral berbasis aturan yang non-diskriminatif, terbuka, adil, inklusif, dan transparan. Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan yang juga menjadi Chair of TIIWG G20, Djatmiko Bris Witjaksono,  menyampaikan pentingnya membangun keadilan di antara negara-negara anggota WTO.
ADVERTISEMENT
“Indonesia akan memimpin dalam mendorong kolaborasi melalui pembahasan semua isu prioritas dengan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) sebagai tujuan utama untuk mencapai masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan untuk semua dan memastikan tidak ada yang tertinggal.“ jelas Djatmiko melalui keterangan tertulis, Kamis (7/7).
Perdagangan dianggap sebagai alat yang penting bagi pertumbuhan, produktivitas, inovasi, penciptaan lapangan kerja, dan pembangunan pada suatu negara. Salah satu isu yang menjadi fokus dari WTO saat ini adalah pemulihan ekonomi global dari dampak COVID-19.
Penasihat di Divisi Urusan Hukum Sekretariat WTO, Gabrielle Marceau, mengatakan sejak awal pandemi beberapa anggota WTO, baik secara individu maupun kelompok, telah membuat pernyataan terkait komitmen untuk memastikan arus bebas perdagangan barang dan jasa penting untuk memerangi pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
WTO juga berperan aktif dalam pembentukan jalur kemitraan dengan berbagai pihak untuk mendorong produksi dan distribusi vaksin ke berbagai negara. Peningkatan frekuensi pertemuan antardelegasi dari berbagai negara anggota WTO, menjadi salah satu upaya untuk mengatasi persoalan perdagangan yang sedang terjadi di dunia.
Gabrielle merasa melalui pertemuan rutin yang lebih intens diharapkan terjalin koordinasi dan pertukaran informasi terkait trend perdagangan internasional yang sedang terjadi.
"Reformasi yang kami maksud adalah Reformasi Kelembagaan termasuk reformasi dalam hal negosiasi, reformasi dalam hal penyelesaian sengketa, dan hal-hal lain seperti transparansi dan monitoring pada mekanisme dan proses dalam reformasi ini oleh para anggota," ujar Gabrielle.
Selaras dengan misi yang dibawa dari Reformasi WTO, Indonesia sebagai Presidensi G20 telah berhasil mempertemukan delegasi dari berbagai negara untuk ikut bergabung dalam forum persidangan yang digelar di TIIWG G20. Forum ini menjadi wadah pertemuan delegasi dari berbagai negara untuk membahas tentang isu-isu perdagangan, investasi, dan industri sehingga diharapkan dapat terjalin kerja samadalam bidang tersebut.
ADVERTISEMENT