Anies Bakal Andalkan Agro Maritim Jadi Kekuatan Ekspor Baru RI

12 Januari 2024 10:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres 01 Anies Baswedan berdiskusi dengan para buruh di Warkop Bakrie, Kendari, Selasa (9/1/2024). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Capres 01 Anies Baswedan berdiskusi dengan para buruh di Warkop Bakrie, Kendari, Selasa (9/1/2024). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, mencanangkan sektor andalan baru untuk ekspor Indonesia jika terpilih menjadi presiden, yaitu sektor agro maritim. Ia menilai terminologi itu masih awam bagi masyarakat Indonesia yang lebih familiar dengan istilah agriculture atau aquaculture.
ADVERTISEMENT
"Keduanya adalah pangan, karena itu kami mengistilahkan sebagai istilah agro maritim. Sektor inilah yang harus didorong untuk maju ke depan," kata Anies saat Dialog Capres Bersama Kadin Indonesia, Kamis (12/1).
Anies mengatakan sektor agro maritim memiliki banyak unsur, meliputi pertanian tradisional, peternakan, perkebunan, perikanan, dan kehutanan.
"CPO, kopi, karet, cokelat, ikan, produk olahan laut, itu semua potensi yang luar biasa dan kami melihat di dalam perjalanan selama ini dan interaksi dengan pelaku-pelaku lokal di daerah potensinya luar biasa besar tapi belum kita dorong," jelas Anies.
Selain banyak potensi yang bisa dikembangkan, Anies menganggap sektor tersebut juga akan ampuh menurunkan tingkat pengangguran terbuka, bahkan lebih besar dari sektor pertambangan yang setiap Rp 1 triliun investasinya bisa menurunkan 1 persen pengangguran.
ADVERTISEMENT
"Kalau sektor agro maritim 44 persen penurunannya. Jadi begitu kita masuk di sektor ini itu dahsyat dampaknya. Inilah sebabnya menurut kami ini sektor yang kita perlu dorong domestically, memberikan keuntungan karena penyerapan-penyerapan pekerjaan dan secara internasional juga punya peluang yang cukup besar," tutur Anies.
Selain itu, Anies juga ingin mengurangi kebergantungan bahan baku dari impor dengan mendorong substitusi impor. Pertama, prinsipnya adalah menjaga keberlangsungan industri, sebelum bergeser menuju substitusi impor.
Kedua, menyiapkan ekosistem industri agar tidak hanya menjadi pasar konsumsi, tapi juga menjadi sentra produksi global dan harapannya bisa masuk dalam kegiatan ekspor.
"Tingkat komponen dalam negeri ini perlu ditingkatkan secara bertahap. Tidak bisa dadakan. Contohnya di sektor otomotif ini kita mungkin bisa mencapai 70-75 persen gradually ke arah sana," ungkap Anies.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, salah satu faktor penting adalah mengundang lebih banyak pemain dunia untuk berinvestasi di Indonesia dan tetap merangkul pemain lokal, dengan kewajiban untuk menaikkan TKDN di dalam semua kegiatan usaha.
"Ini PR tersendiri karena kita tau semua bahwa pelaku usaha internasional ketika masuk ke Indonesia pertanyaan paling mendasar bagi mereka adalah regulasi governance, iklim usaha, dan bagaimana pemerintah itu men-support bukan merepotkan," tutur Anies.