Antam Kelola 51 Persen Saham dalam Mining Industri EV Baterai dengan CBL dan LG

12 September 2022 12:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gedung Antam. Foto: Antam
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gedung Antam. Foto: Antam
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho, beri penjelasan soal proyek pengembangan industri baterai kendaraan listrik (EV baterai) yang terintegrasi dengan LG Energy Solution dan PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd (CBL).
ADVERTISEMENT
Pengembangan industri EV baterai dengan LG dimulai dari tahap mining, Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), HPAL, nikel sulfat, prekursor, katoda, hingga baterai sel. Sedangkan pengembangan industri baterai EV dengan CBL memiliki tahapan yang sama dengan LG, tetapi ada tambahan tahap battery recycling.
“Khusus untuk proses mining, mayoritas tentunya di Antam (sebesar 51 persen). Dari segi partner, mereka (CBL dan LG) minoritas,” ujar Toto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Senin (12/9).
Untuk pengembangan proyek LG, Toto mengungkapkan 49 persen pemegang saham dalam tahap mining adalah LG. Pada tahap berikutnya hingga baterai sel, komposisi saham LG mendominasi, sedangkan Antam dan IBC masih negosiasi untuk memegang saham 30-40 persen.
ADVERTISEMENT
“Komposisi saham (LG) besar karena secara investasi cukup besar, mereka yang menguasai teknologi dan pasar. Komposisi kita minoritas sudah cukup positif. Semakin ke hilir, mereka mayoritas karena offtaker,” katanya.
Toto mengatakan, partner LG dan CBL ingin fokus pengembangan baterai dimulai dari tahap HPAL untuk ekspor sehingga menguntungkan bagi mereka. Peluang ini jadi momentum Antam dan IBC untuk bernegosiasi agar LG dan CBL investasi tidak hanya di tahap HPAL, melainkan sudah dalam bentuk sel baterai.
“Tahap baterai recycling di CBL sangat bagus, karena baterai yang sudah digunakan bisa kita ambil kembali,”sambung Toto.
Toto merinci, tahap RKEF dan HPAL mengolah bahan baku nikel sulfat. Nikel sulfat inilah yang dicari di seluruh dunia, karena nikel sulfat menjadi bahan dasar untuk baterai.
ADVERTISEMENT