Antisipasi Corona, Bank Indonesia Diprediksi Pangkas Suku Bunga Acuan 25 Bps

19 Maret 2020 12:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: ROMEO GACAD / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: ROMEO GACAD / AFP
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur soal suku bunga acuan, siang ini, Kamis (19/3). Saat ini, suku bunga acuan BI atau BI 7 days reverse repo rate berada di level 4,75 persen.
ADVERTISEMENT
Menurut Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro, BI memiliki ruang penurunan suku bunga. Andry mengatakan, ruang penurunan tersebut didorong oleh langkah pre-emptive yang dilakukan BI dalam mengantisipasi risiko perlambatan ekonomi global. Terutama akibat penyebaran virus corona atau Covid-19 dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini
“Bank Mandiri melihat masih terdapat ruang untuk menurunkan suku bunga kebijakan BI 7 days reverse repo rate sebanyak 25 bps menjadi 4,5 persen,” ungkap Andry kepada kumparan, Kamis (19/3).
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro (kanan) bersama Direktur Mandiri Sekuritas Silva Halim, pada konferensi pers Mandiri Investment Forum (MIF) 2020. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Menurut Andry, laju inflasi masih relatif stabil dan terkendali, meskipun beberapa waktu terakhir terdapat kenaikan beberapa bahan makanan dan kebutuhan pokok seperti gula pasir dan bawang merah.
Inflasi sampai Februari 2020 secara tahunan tercatat sebesar 2,98 persen. Angka ini pun masih dalam rentang target BI yang sebesar 2,0-4,0 persen.
ADVERTISEMENT
“Kami memperkirakan sepanjang tahun ini inflasi akan berada pada level 3,25 persen,” ujar Andry.
Sedangkan industri perbankan menurut Andry, sudah mengantisipasi risiko perlambatan ekonomi karena dampak dari penyebaran virus Covid-19.
“Kondisi ke depan memang masih sangat sulit untuk diprediksi. Meski demikian, perbankan telah menyiapkan berbagai skenario dari dampak ekonomi penyebaran Covid-19 ini,” ujarnya.
Konferensi pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Kamis (19/12). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Senada, President Economist PermataBank Josua Pardede juga memprediksi Bank Indonesia akan memangkas suku bunga acuan BI7DRR sebesar 25 bps menjadi 4,50 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini.
“Mempertimbangkan risiko global yang meningkat sehingga berpotensi memberikan tekanan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020,” ujarnya.
Perekonomian global tahun 2020 diperkirakan akan terhambat oleh dampak pandemik Covid-19 yang berpotensi berdampak tidak hanya kepada Tiongkok, namun juga negara-negara/kawasan maju dan berkembang seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Hal ini kemudian juga disinyalkan oleh berbagai bank sentral dari berbagai negara, seperti The Fed, yang sudah menurunkan suku bunganya sebanyak 150 bps pada bulan ini sehingga Fed Funds Rate berada pada range 0,00 persen - 0,25 persen.
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Bank sentral Inggris, Bank of England (BoE) juga menurunkan suku bunganya sebesar 50 bps ke level 0,25 persen. Beberapa bank sentral di kawasan Asia dan Pasifik juga turut merespons. Misalnya, Bank Sentral New Zealand memangkas suku bunga acuan 75 bps menjadi 0,25 persen. Sementara itu bank sentral Korea juga memangkas suku bunga 50 bps menjadi 0,75 persen serta bank sentral Tiongkok juga kembali mengeluarkan stimulus dengan menyuntikkan likuiditas sebesar 100 miliar yuan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan proyeksi BI, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 diperkirakan <5 persen. Sektor pariwisata, perdagangan dan investasi diperkirakan akan terpengaruh cukup signifikan. Namun demikian, kondisi perekonomian domestik diperkirakan akan berangsur pulih dalam jangka pendek setelah wabah Covid 19 mereda.
“Mempertimbangkan ketidakpastian global yang masih terjadi sejak awal bulan Maret, maka masih dibutuhkan pelonggaran moneter untuk mempertahankan keberlangsungan pertumbuhan ekonomi yang stabil,” tandasnya.