Antisipasi Kredit Macet Nasabah Restrukturisasi, Bank Mandiri Cadangkan Rp 5 T

15 Maret 2021 19:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Mandiri Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Mandiri Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bank Mandiri Tbk (Persero) atau BMRI mencadangkan sekitar Rp 5 triliun tahun ini untuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Uang yang dicadangkan itu merupakan akumulasi dari CKPN tahun lalu senilai Rp 4,5 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin, mengatakan CKPN tersebut disisihkan khusus untuk mengantisipasi nasabah yang restrukturisasi akibat bisnisnya terdampak wabah corona.
"Tahun ini kita rencanakan akan tambah Rp 1 triliun khusus debitur yang terganggu COVID. Total sekitar Rp 5 triliun lah. Jadi, kita sudah siap CKPN yang sudah sisihkan sehingga tidak ganggu performa kita tahun ini dan tahun depan," kata dia dalam konferensi pers usai RUPST BMRI 2020, Senin (15/3).
Siddik menjelaskan, sampai akhir tahun lalu, BMRI sudah restrukturisasi Rp 123 triliun ke debitur yang bisnisnya terdampak virus corona. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 93 triliun sudah dibayarkan debitur.
Dari balance Rp 93 triliun itu, kata Siddik, perseroan memperkirakan ada yang sebagian debitur pada akhir tahun ini atau tahun depan yang tidak pembayarannya tidak lancar (non performing loan) karena tidak bisa bangkit lagi.
ADVERTISEMENT
"Karena itu untuk antisipasi sebagian nasabah yang akan jatuh ke NPL, kita sudah siapkan opsional build up CKPN dari bulan April lalu sampai sekarang," terangnya.
Meski begitu, kata Siddik, Bank Mandiri memperkirakan jumlah nasabah restrukturisasi COVID-19 akan jatuh ke NPL ini di bawah 8 persen, lebih rendah dari proyeksi tahun lalu sekitar 11 persen.
Menurutnya, seiring berjalannya waktu banyak debitur sudah menyesuaikan bisnis modalnya sehingga bisa membayar kewajibannya ke bank seiring dengan adanya vaksinasi dan mulai ada tanda-tanda ekonomi pulih.
Ilustrasi Bank Mandiri. Foto: Shutter Stock
"Sehingga kita prediksi jumlah nasabah yang jatuh ke NPL akan berkurang seiring dengan recovery ekonomi. Dari debitur yang sudah selesaikan restrukturisasi sampai akhir tahun, hanya 0,3-0,4 persen jatuh ke NPL," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Siddik mengatakan, perusahaan akan membantu para debitur yang masih ada harapan menyelesaikan kewajibannya dengan berbagai program restrukturisasi yang diberikan pemerintah.

Optimistis Pertumbuhan Kredit Naik di Kuartal I

Di sisi lain, Bank Mandiri juga optimistis penyaluran kredit tahun ini bisa lebih baik dibandingkan sebelumnya dengan adanya penurunan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK).
Direktur Keuangan dan Strategi BMRI, Sigit Prastowo, mengatakan hingga Februari 2021, penyaluran kredit BMRI sekitar Rp 11 triliun. Dengan adanya penurunan SBDK, dia mengatakan sangat positif sebab mendorong gairah debitur mendapatkan kredit murah ditambah berbagai stimulus yang diberikan pemerintah untuk properti dan kendaraan.
"Kami punya keyakinan pertumbuhan kredit baru di semester I ini akan naik dan setelah adanya vaksinasi, kita harap di kuartal III atau semester II tahun ini, pertumbuhan kredit akan lebih cepat lagi," terangnya.
ADVERTISEMENT