Arcandra Bicara soal Siasat Cerdas Elon Musk dalam Investasi Tesla

23 Februari 2021 14:55 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Elon Musk bos Tesla. Foto: dok. Businessinsider
zoom-in-whitePerbesar
Elon Musk bos Tesla. Foto: dok. Businessinsider
ADVERTISEMENT
Mantan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar membagikan pengamatannya saat berkunjung ke technology centre yang didirikan perusahaan electric vehicle (EV) dari luar Amerika Serikat di Silicon Valley, California.
ADVERTISEMENT
Sewaktu datang ke sana, Arcandra mengaku sangat terkejut karena tidak ada tanda-tanda bahwa tempat itu adalah technology centre untuk sebuah perusahaan automobile.
"Bagaimana tidak, selama kunjungan, kami tidak menemukan tim yang merancang bodi, suspensi, steering systems dan brakes. Yang kami temui adalah sebuah kantor dengan berbagai rangkaian elektronik dengan integrated circuit chips yang paling mutakhir dengan ditopang oleh programmer-programmer handal dan tentu ditambah dengan komponen motor listrik," ujarnya seperti dikutip dari akun Facebook resminya, Selasa (23/2).
Ia pun bertanya-tanya apakah perusahaan EV tidak lagi peduli dengan aerodinamika dari sebuah mobil, atau mungkin tidak peduli lagi dengan kekuatan rangka bodi untuk keselamatan dan kenyamanan penumpangnya. Termasuk mungkin tidak peduli lagi dengan kelincahan manuver dari sebuah mobil, sehingga tidak terlihat menjadi bagian dari suatu technology centre bidang automobile.
McLaren F1. Foto: dok. Businessinsider
Arcandra kemudian membandingkan langkah produsen EV tersebut dengan keputusan Elon Musk mendirikan technology centre dan manufaktur Tesla di Silicon Valley, bukan di Detroit yang merupakan pusat industri otomotif di Amerika Serikat. Menurut dia, Tesla lebih memilih Silicon Valley ketimbang Detroit karena ingin fokus pada bidang IT.
ADVERTISEMENT
"Secara pasti tidak ada yang tahu kenapa Elon Musk memilih Silicon Valley untuk mendirikan Tesla. Namun kami menduga Tesla membutuhkan sejumlah aspek strategis untuk membangun produknya, di antaranya, pertama, talenta-talenta terbaik di bidang Information Technology dengan working culture yang sudah teruji menghasilkan teknologi yang mengubah peradaban manusia seperti Google, Apple dan lain-lain," paparnya.
Kedua, Arcandra melanjutkan, Technology Chips paling mutakhir yang bisa didapat dengan bekerja dalam ekosistem yang sudah terbentuk di Silicon Valley.
Ketiga, Venture Capitalist yang secara terukur mau mendanai ide-ide breakthrough dan juga berani untuk berinvestasi di perusahaan startup yang berisiko tinggi
"Lalu apa bedanya teknologi mobil motor bakar dengan motor listrik? Secara garis besar, teknologi mobil listrik hanya mengganti sekitar 30 persen dari komponen mobil motor bakar, sisanya (70 persen) komponennya sama. Jadi teknologi yang 70 persen sudah tersedia dengan sangat matang, sehingga mungkin tidak memerlukan riset yang lebih dalam lagi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Elon Musk sangat cerdas untuk tidak bermain di komponen yang 70 persen, tapi dengan mengembangkan yang 30 persen, sehingga dia akan sulit dikejar oleh kompetitor yang baru mau masuk ke teknologi EV. Patut diduga strategi Tesla itu juga dibaca oleh perusahaan EV asing yang mendirikan technology centre-nya di Silicon Valley. Mereka kemudian membawa hasil riset itu ke negara asalnya untuk dikembangkan lebih lanjut. Saat ini negara bersangkutan ikut terjun dan berkompetisi langsung dalam pengembangan teknologi EV, bukan menunggu," tutupnya.