Arcandra Sebut AS Tak Ikut-ikut Ganjal Sawit RI

13 September 2019 14:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar belum lama ini hadir dalam pertemuan menteri energi se-ASEAN atau ASEAN Minister on Energy Meeting di Thailand. Dalam acara tersebut, dia bertemu dengan menteri energi dari berbagai negara untuk membahas isu-isu strategis mengenai energi masa depan. Pertemuan ini juga dihadiri perwakilan dari berbagai negara di luar ASEAN, misalnya Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Indonesia pun membawa beberapa isu ke sana, di antaranya minyak FAME dari kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku biodiesel pengganti energi fosil. Sawit Indonesia sendiri tengah dibombardir oleh Eropa karena dianggap merusak lingkungan. Tapi dalam forum di Thailand, Indonesia justru mendapatkan dukungan dari berbagai negara seperti AS.
"Saya juga bilateral dengan Amerika Serikat ada dua, Department of State dan US-ASEAN Business Chamber. Kita menanyakan posisi AS terhadap kelapa sawit. Yang saya dapat bahwa mereka netral," kata Arcandra ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (13/9).
Bahan bakar Biodiesel B30 yang diuji coba di Kementerian ESDM, Kamis (13/6). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Dukungan lain, lanjut Arcandra, datang dari International Energy Agency (IEA) dan International Renewable Energy Agency (IRENA). Selain FAME sebagai biodiesel, isu strategis lainnya yang dibahas adalah penggunaan energi yang efisien, perubahan iklim, energi baru terbarukan 23 persen, hingga mobil listrik.
ADVERTISEMENT
Arcandra mengakui isu tentang sawit disampaikan Indonesia untuk mencari dukungan dari negara lain yang juga setuju pada penggunaan produk turunan sawit. Bahkan, bisa saja B20 yang sudah diterapkan di Indonesia, diekspor ke negara-negara lain.
"Kita bicara dengan IEA yang mengatakan bahwa tidak menentang penggunaan FAME. Saya juga ketemu IRENA, kita bilateral dan mereka juga netral. Kalau yang menentang (sawit Indonesia) kan Eropa," ucapnya.
Selain ke Thailand, Arcandra juga berkunjung ke China dengan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono. Di sana dia mempelajari pemanfaatan batu bara kokas. Pertemuan itu juga diharapkan bisa mengundang China untuk investasi teknologi pengolahan batu bara tersebut di Indonesia.