Arcandra Tahar Beberkan Dampak Ambruknya Harga Minyak ke LPG

3 Mei 2020 11:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar. Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar. Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan
ADVERTISEMENT
Harga minyak sedang merosot tajam. Kini rata-rata harga minyak kurang dari USD 20 per barel. Bahkan pada 21 April 2020 lalu harga minyak sempat minus, level terendah dalam sejarah.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dampaknya pada harga Liquefied Petroleum Gas (LPG)? Mantan Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, memberikan penjelasan terkait hal ini melalui akun Facebook resminya.
Ia menerangkan, dalam ilmu statistik, kekuatan hubungan antara dua variabel bisa diukur dengan koefisien korelasi. Nilai koefisien ini antara -1 dan 1 yang mempunyai arti sebagai berikut. Bila bernilai -1 maka dua variable tersebut tidak berhubungan sama sekali dan bergerak dalam arah yang berlawanan. Misal satu variabel naik dan satunya lagi turun dalam kurun waktu yang sama. Bila bernilai 1 maka berarti dua variabel tersebut saling terkait secara sempurna.
Petugas mengisi gas di tempat pengisian milik Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
Terkait harga LPG dan harga crude, koefisien korelasi juga bisa dihitung. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh turunnya harga minyak mentah (Indonesian Crude Prices/ICP) terhadap harga LPG. Komposisi gas yang membentuk LPG diasumsikan berasal dari campuran 50 persen Propana dan 50 persen Butana, sementara harganya diambil dari harga bulanan Propana dan Butana dari Contract Price Saudi Aramco (CP Aramco).
ADVERTISEMENT
"Dalam lima tahun terakhir, periode 2015-2020, koefisien korelasi antara crude dan LPG adalah 0,7. Koefisien korelasi 0,7 itu menandakan bahwa selama lima tahun kebelakang naik turunnya harga minyak mentah mempunyai korelasi yang lemah dengan naik turunnya harga LPG. Sehingga persentase turunnya harga minyak mentah belum tentu sama dengan persentase turunnya harga LPG," papar Arcandra seperti dikutip kumparan, Minggu (3/5).
Ia menambahkan, para ahli berpendapat apabila koefisien korelasi komoditi tersebut diatas 0,9, maka dua variable dianggap saling berhubungan erat. Tapi kalau di bawahnya, hubungannya lemah dan bisa dianggap tidak saling mempengaruhi. Ini dapat dibuktikan dengan mengambil contoh perbandingan harga minyak mentah dan LPG pada tahun 2020.
"Di bulan Januari 2020, harga ICP = USD 63,50/bbl dan harga LPG = USD 51,67/bbl. Di bulan Maret 2020, harga ICP turun 39 persen (ICP = USD 38,45/bbl) sementara harga LPG hanya turun 21 persen (LPG = USD 40.71/bbl). Jadi persentase turunnya harga minyak mentah tidak sama dengan persentase turunnya harga LPG karena koefisien korelasinya hanya 0,7," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dampaknya terhadap harga harga LPG di konsumen?
"Ada sejumlah variabel untuk menentukan harga LPG pada tingkat konsumen. Dan terkait hal ini pemerintah tentunya sudah memiliki strategi dan kebijakan yang dimensinya tidak hanya sesaat, tetapi juga untuk kepentingan jangka panjang," tutup Arcandra.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona