Arcandra Tahar Bicara soal Kunci Sukses Startup: dari Gojek hingga Spotify

24 November 2020 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terpilih Arcandra Tahar berpose seusai mengikuti RUPS Luar Biasa di Auditorium PGN, Jakarta, Selasa (21/1). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terpilih Arcandra Tahar berpose seusai mengikuti RUPS Luar Biasa di Auditorium PGN, Jakarta, Selasa (21/1). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mantan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar bicara soal kunci sukses berbagai perusahaan rintisan (startup), seperti UBER, Gojek, hingga Spotify. Ketika lahir di Amerika tahun 2009, Uber Technologies (UBER) dalam waktu singkat menjadi salah satu startup dengan pertumbuhan bisnis sangat dahsyat dengan valuasi paling tinggi di dunia.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, hanya dalam waktu 10 tahun, Gojek berhasil menjaring lebih dari 2 juta mitra driver dan lebih dari 750 ribu pengusaha kuliner lewat layanan Go Food. Valuasi Gojek juga telah melewati angka USD 10 miliar yang merupakan simbol sebuah startup berstatus decacorn. Ia menjelaskan bahwa ada 'Trapped Values' yang dioptimalkan oleh startup-startup inovatif ini.
"Berada di segmen bisnis yang hampir sama, di lokasi yang berbeda, kelahiran UBER dan Gojek memiliki satu kesamaan. Kedua pendirinya berhasil mengoptimalkan aset-aset tersembunyi menjadi aset yang produktif dan semakin bernilai. Inilah yang disebut sebagai trapped values, sebuah nilai yang terjebak dalam sistem kehidupan masyarakat," tutur Arcandra seperti dikutip dari akun Facebook resminya, Selasa (24/11).
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, kelahiran UBER di Amerika terjadi pada saat rumah tangga di Amerika menghabiskan lebih banyak uang untuk transportasi daripada makanan. Sementara mobil-mobil menghabiskan 95 persen waktunya di parkiran, sehingga jadi aset yang kurang dimanfaatkan.
Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terpilih Arcandra Tahar berpose seusai mengikuti RUPS Luar Biasa di Auditorium PGN, Jakarta, Selasa (21/1). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Dengan adanya UBER, mobil-mobil tersebut dapat dimanfaatkan sebagai aset produktif yang menghasilkan revenue. Bahkan dalam waktu singkat berhasil mendorong berbagai perubahan perilaku masyarakat dunia untuk mengoptimalkan aset yang sebelumnya termasuk dalam trapped values tersebut.
Begitu juga Gojek. Nadiem Makariem pendiri Gojek dalam berbagai kesempatan selalu bilang bahwa kelahiran Gojek di 2010 itu berawal dari seringnya ia menggunakan angkutan ini. Namun dia melihat tukang ojek lebih banyak menunggu penumpang, sehingga aset kendaraannya kurang optimal.
ADVERTISEMENT
"Tidak hanya UBER dan Gojek. Banyak startup besar lainnya, yang kebanyakan lahir di garasi, seperti Facebook, Tesla, Spotify, Tokopedia, Bukalapak, Alibaba dan sebagainya itu lahir karena kemampuan pendirinya untuk mengoptimalkan trapped value menjadi sebuah solution," katanya.
Lalu bagaimana caranya menemukan trapped values dan melahirkan solusinya? Menurut Arcandra, paling tidak ada 5 tahap yang harus dilalui.
Pertama Empati. Ketika kita ingin menciptakan sesuatu, harus dipahami bahwa kita melakukannya bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk kebutuhan dan keinginan orang lain.
"Sebelum Spotify lahir, tentu ada proses empati, di mana saat itu di hampir semua negara penyanyi-penyanyi independen tidak bisa menjual karyanya secara langsung. Supply chain di industri musik dalam kontrol penuh perusahaan rekaman. Di sini lah empati itu lahir karena kreativitas jutaan penyanyi di dunia terhambat oleh sistem yang mengontrol industri musik," ungkap Arcandra.
Platform streaming musik Spotify. Foto: Christian Hartmann/Reuters
Kedua, definisikan masalahnya. Ketika banyak artis independen gagal menjual karyanya karena tidak ada label rekaman yang mendukung, inilah yang sebenarnya jadi titik masalah.
ADVERTISEMENT
Ketiga, melahirkan ide. Setelah empati dan menentukan masalah, tahap berikutnya adalah melahirkan sebuah ide yang bisa menjadi solusi atas masalah tersebut.
"Keempat membangun prototipe. Solusi butuh sistem, temuan baru dan karena itu prototipe menjadi bagian dari proses solusi yang akan dilahirkan. Aplikasi Gojek merupakan sebuah sistem yang lahir dari ide dan dikembangkan menjadi sebuah prototipe sebelum akhirnya diluncurkan," ucapnya.
Kelima adalah test dan feedback. Ini adalah fase terpenting sebelum solusi yang ditawarkan dapat berkompetisi di pasar dan melayani konsumen. "Pengujian dan berbagai masukan dari berbagai pihak harus menjadi prioritas. Karena ini akan menjadi salah satu kunci produk yang dilahirkan memenuhi kebutuhan pasar dan mampu mengoptimalkan trapped values yang ada," Arcandra menerangkan.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, baik di pemerintahan, BUMN, Swasta tentu banyak sekali trapped values yang bisa ditemukan. "Apakah kita bisa mengoptimalkannya menjadi sebuah aset produktif dan solusi? Tentu akan bergantung pada diri kita untuk berani keluar dari kenyamanan dan melahirkan cara-cara baru yang lebih baik, lebih efisien, lebih akuntabel dan tentunya lebih memberi manfaat bagi masyarakat banyak," kata Arcandra.
"Untuk semua itu maka harus berani gagal dan terus mencoba sampai sukses. Seperti halnya Thomas Alfa Edison yang gagal 1000 kali sebelum melahirkan lampu pijar. Silahkan Anda semua mencoba dan melahirkan karya yang bisa mengoptimalkan trapped values," tutupnya.