Arsitek Ingatkan Jokowi: Pembangunan IKN Harus Bebas Emisi

23 Februari 2022 21:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo menyampaikan paparan tentang pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di sela peresmian gedung Nasdem Tower di Jakarta, Selasa (22/2/2022). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menyampaikan paparan tentang pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di sela peresmian gedung Nasdem Tower di Jakarta, Selasa (22/2/2022). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para arsitek ingatkan Presiden Jokowi bahwa pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tidak boleh hanya sekadar pindah tempat saja. Ketua Umum Ikatan Ahli Bangunan Hijau Indonesia (IABHI), Bintang Agus Nugroho, mengatakan ibu kota baru harus net zero emission atau bebas emisi.
ADVERTISEMENT
Bintang menjelaskan net zero yang dimaksudnya adalah kondisi seimbang antara emisi yang dihasilkan dan yang mampu diserap oleh suatu wilayah.
“Emisi karbon itu karbon diemisikan, dihasilkan dari semua jenis pembakaran, tetapi kalau daerah itu mampu menyerapnya sehingga karbon tidak teremisi ke atmosfer dan (tidak) turut menyumbang ke gas rumah kaca maka itulah disebut net zero,” kata Bintang saat webinar yang digelar pada Rabu (23/2).
Bintang menggarisbawahi untuk memaksimalkan target net zero emisi dengan membatasi emisi dan meningkatkan daya serap. Dengan begitu, karbon-karbon yang dihasilkan itu tidak diemisikan ke atmosfer.
Selain net zero emisi, Bintang menyebutkan perlu adanya net zero energy building yaitu bangunan yang menghasilkan energi dari sumber-sumber terbarukan sebanyak yang dikonsumsinya.
konsep desain IKN yang baru. Foto: Kementerian PUPR
“Inilah hal yang akan kita bangun di ibu kota baru kita bahwa bangunan-bangunan kita dan seluruh kota itu sendiri adalah net zero,” ujar Bintang.
ADVERTISEMENT
Bintang mengakui dalam mewujudkannya tentu bukan perkara gampang. Ia menuturkan salah satu upaya mengurangi emisi di ibu kota negara baru adalah pemanfaatan kendaraan listrik.
“Kita tidak mengemisikan sekurang-kurangnya kita tidak memperburuk gas rumah kaca, yang jelas kita lihat korelasinya dengan memburuknya pemanasan global dan perubahan iklim,” tutur Bintang.