Asosiasi Pusat Perbelanjaan Ungkap Penyebab Mal Mulai Berguguran

2 Desember 2020 11:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mal Golden Trully. Foto: Instagram/@goldentruly
zoom-in-whitePerbesar
Mal Golden Trully. Foto: Instagram/@goldentruly
ADVERTISEMENT
Pusat perbelanjaan atau mal mulai berguguran di tengah pandemi COVID-19. Terbaru, Golden Truly yang terletak di Jalan Gunung Sahari nomor 59, Jakarta Pusat menutup operasionalnya pada 1 Desember 2020.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, mengatakan penutupan mal yang terjadi dalam kondisi ini tidak terlepas dari daya beli masyarakat yang masih rendah.
“Kondisi pusat perbelanjaan sampai dengan saat ini masih dalam kondisi terpuruk karena tingkat kunjungan masih sangat rendah dan daya beli masyarakat yang juga masih belum pulih,” kata Alphonzus saat dihubungi, Rabu (2/12).
Alphonzus mengungkapkan, banyak juga daerah yang membatasi pengunjung mal maksimal 50 persen dari kapasitas. Ia menjelaskan sejauh ini batas maksimal tersebut belum pernah tercapai. Apabila tercapai, Alphonzus merasa jumlah tersebut tidak bisa menutupi biaya operasional.
Petugas mengelap kaca di Senayan City, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
Selain itu, Alphonzus menuturkan kemampuan setiap pusat perbelanjaan juga berbeda-beda satu sama lain. Menurutnya masing-masing mempunyai daya tahan yang tidak sama.
ADVERTISEMENT
“Pusat perbelanjaan yang sebelum pandemi memiliki kinerja biasa-biasa saja atau kinerja yang kurang maksimal maka pasti akan mengalami kesulitan yang lebih berat lagi pada saat pandemi ini sehingga memicu dan memaksa untuk penjualan usaha,” ujar Alphonzus.
Untuk mengatasi pusat perbelanjaan yang masih kesulitan bangkit, Alphonzus menegaskan langkah yang didorong adalah peningkatan daya beli masyarakat. Ia merasa daya beli tersebut juga berpengaruh terhadap upaya mengatasi resesi.
“Ya benar (daya beli), apalagi saat ini Indonesia sudah resmi berada dalan kondisi resesi ekonomi. Kita harus secepatnya keluar dari resesi ini, kita harus berupaya agar supaya resesi tidak berkepanjangan yang dapat menimbulkan masalah yang lebih berat lagi,” ungkap Alphonzus.