Atasi Krisis dari Konflik Rusia-Ukraina dan Pandemi, RI Siap Perkuat Kerja Sama

14 Mei 2022 21:12 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian, Susiwijono
Moegiarso, menghadiri pertemuan pertama tingkat Sherpa dari Global Crisis Response Group (GCRG) G20 pada Jumat (13/5) malam. Foto:  Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menghadiri pertemuan pertama tingkat Sherpa dari Global Crisis Response Group (GCRG) G20 pada Jumat (13/5) malam. Foto: Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
ADVERTISEMENT
Untuk mengantisipasi dampak krisis global dari konflik militer yang terjadi antara Rusia-Ukraina, Indonesia siap untuk memperkuat kerja sama. Hal itu menjadi salah satu sikap Indonesia, saat menghadiri pertemuan pertama tingkat Sherpa Global Crisis Response Group (GCRG).
ADVERTISEMENT
Pertemuan itu sendiri berlangsung secara online pada Jumat (13/5) malam, dipimpin oleh Deputi Sekretaris Jenderal PBB Amina Mohammed. Pertemuan itu juga dihadiri oleh Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Mugiarso, selaku Sherpa dari Indonesia, serta sherpa GCRG lainnya dari Jerman, Denmark, Bangladesh, dan Senegal.
Pertemuan juga diikuti oleh Perwakilan Tetap di PBB, New York, dari Pemerintah Bangladesh, Denmark, Indonesia, Jerman, dan Barbados serta Sekretaris Jenderal United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD).
GCRG merupakan grup yang dibentuk oleh Sekjen PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) untuk menangani krisis yang timbul dari dampak konflik Rusia-Ukraina dan pandemi COVID-19. GCRG terdiri dari enam Kepala Negara/Kepala Pemerintahan sebagai Champions Group of the GCRG.
Pertemuan pertama Sherpa GCRG tersebut membahas peran yang diharapkan atas pembentukan GCRG, serta strategi advokasi untuk menyusun langkah aksi, rekomendasi, dan roadmap GCRG untuk mengatasi situasi krisis yang tengah dihadapi.
ADVERTISEMENT
Deputi Sekretaris Jenderal PBB, Amina Mohammed, menyatakan para Champions Group of the GCRG sangat dibutuhkan untuk menavigasi krisis yang multidimensi, terutama krisis Pangan, Energi dan Keuangan. "Melalui forum ini, PBB berada dalam mode proaktif untuk memitigasi tantangan yang akan datang, dan dalam implementasinya akan berusaha untuk menyelaraskan dengan agenda-agenda di luar GCRG, seperti agenda pada Forum G7 dan G20,” ujarnya.
Hasil pertemuan GCRG akan disampaikan dalam bentuk Briefing Notes. Untuk pertemuan berikutnya di minggu depan, briefing notes akan dibagi dalam beberapa Sub-Group, yakni Fertilizer, Logistik, serta Investasi. Terkait rantai pasokan pangan global, Susiwijono menyampaikan bahwa saat ini beberapa bagian dunia bergantung pada Rusia dan Ukraina untuk pasokan pangan, yang sangat terganggu dengan adanya konflik.
Petugas palang merah mengendarai mobil untuk memberikan bantuan bagi wara Ukraina terkenda dampak dari invasi Rusia di Irpin, Ukraina, Jumat (1/4/2022). Foto: Komite Internasional Palang Merah/Handout via REUTERS
"Gangguan ini juga diperparah dengan terjadinya lonjakan harga, terutama yang terkait dengan pengiriman barang dan logistik," kata Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian itu.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Susiwijono menekankan pentingnya diversifikasi rantai pasokan ke sumber-sumber alternatif, dan pembangunan kapasitas kolektif untuk negara-negara yang terkena dampak. Sebagai pengekspor gas alam terbesar di dunia dan pengekspor minyak terbesar kedua di dunia, sanksi yang diterapkan kepada Rusia menyebabkan kenaikan harga energi secara signifikan.
“Negara-negara yang bergantung pada bahan bakar fosil, berjuang untuk menemukan sumber energi karena adanya sanksi ekonomi. Krisis mendorong kebutuhan yang mendesak, untuk penyediaan pasokan yang berkelanjutan dan percepatan transisi energi,” imbuhnya.
Terhadap isu keuangan global, Indonesia menyatakan kesiapannya untuk mendiskusikan cara untuk mengurangi risiko tinggi dari debt distress, terutama yang dihadapi oleh negara-negara berkembang dan negara berkembang berpenghasilan rendah, termasuk yang terkait dengan Inisiatif Penangguhan Layanan Utang (Debt Service Suspension Initiative).
ADVERTISEMENT

Akan Jadi Pembahasan di G20

Ketiga isu yang dibahas tersebut juga akan menjadi agenda prioritas pada Presidensi G20 Indonesia tahun ini. Working Group G20 yang relevan dengan isu-isu tersebut, akan melakukan sinkronisasi dengan program-program GCRG.
Ilustrasi G20. Foto: Shutter Stock
Selanjutnya, masing-masing Sherpa menyatakan pandangan awal mengenai krisis yang terjadi, di antaranya delegasi Bangladesh menyampaikan concern mengenai food security.
Sekretaris Jenderal UNCTAD, Rebecca Grynspan, menyatakan concern terhadap dampak harga logistik, isu energi, dan efek domino dari isu yang sedang terjadi. GCRG harus mulai untuk berorientasi pada “people”, tidak hanya berfokus pada “countries”.
“Tidak hanya akan menghasilkan rekomendasi, namun perlu segera bertindak agar konflik Rusia-Ukraina ini segera berakhir sehingga spillover effect tidak terjadi dalam jangka panjang,” pungkas Grynspan.
ADVERTISEMENT
Indonesia mengharapkan agar GCRG dapat mendukung dan terus melanjutkan program untuk mencapai Sustainable Development Goals. Termasuk pengentasan kelaparan, energi bersih dan terjangkau, serta pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi.
Deputi Sekretaris Jenderal PBB, Amina Mohammed menyampaikan bahwa PBB mengapresiasi kepemimpinan Indonesia di Presidensi G20 Tahun 2022. Sama seperti di Forum G7, PBB telah memiliki beberapa rekanan untuk membahas agenda keamanan pangan.
***
Ikuti program Master Class, 3 hari pelatihan intensif untuk para pelaku UMKM, gratis! Daftar Sekarang DI LINK INI