ATLA dan MHKI, Dua Emiten yang Akan Melantai di BEI Hari Ini

16 April 2024 8:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dua perusahaan akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan hari Selasa (16/4), antara lain PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) dan ⁠PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI).
ADVERTISEMENT
PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk sebagai perusahaan tercatat ke-21. Sedangkan ⁠PT Multi Hanna Kreasindo Tbk sebagai perusahaan tercatat ke-22 di BEI pada tahun 2024.
Atlantis Subsea Indonesia bergerak dalam bidang survei dan layanan untuk perusahaan energi. Perusahaan meraup dana segar senilai Rp 120 miliar melalui penawaran umum perdana (initial public offering) atau IPO, dengan menawarkan sebanyak 1,2 miliar saham atau sebanyak 19,36 persen.
Harga penawaran saham sebesar Rp 100 per lembar. Sekitar 43,52 persen dari dana IPO akan digunakan untuk pembelian peralatan guna menunjang kegiatan operasional perseroan.
Sisa dana IPO akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja seperti biaya instalasi peralatan, biaya tenaga ahli, biaya penelitian dan survei, biaya perlengkapan survei, biaya transportasi dan akomodasi, biaya pemeliharaan, biaya sewa, gaji karyawan dan lain-lain.
ADVERTISEMENT

Profil PT Multi Hanna Kreasindo Tbk

Ilustrasi IHSG BEI Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Multi Hanna Kreasindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan Non B3, serta perdagangan besar berbagai macam barang.
Perusahaan menawarkan sebanyak 750 juta lembar saham dengan harga penawaran Rp 160. Jumlah seluruh nilai penawaran umum sebesar Rp 120 miliar.
Sekitar 97,9 persen dana IPO digunakan untuk belanja modal perseroan yang tergolong dalam Capital Expenditure (CAPEX). Kemudian, sekitar 39,68 persen digunakan untuk pembelian capex di Head Office.
Sisa dana IPO digunakan untuk modal kerja (working capital) yaitu penambahan persediaan bahan baku dan biaya operasional. Adapun keperluan ini dibutuhkan perseroan untuk mendukung kenaikan penjualan produk.