Awal Ramadhan, Harga Daging Sapi hingga Cabai Rawit di Sejumlah Daerah Naik

16 April 2021 20:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang berjualan daging sapi di Los Daging Pasar Ciroyom, Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/1). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang berjualan daging sapi di Los Daging Pasar Ciroyom, Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/1). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Berbagai komoditas bahan pangan pokok mengalami kenaikan harga. Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) melaporkan kenaikan harga tersebut terjadi merata di semua daerah di Indonesia dan bertepatan pada masa awal Ramadhan 2021.
ADVERTISEMENT
Adapun bahan pangan pokok yang mengalami kenaikan antara lain daging sapi, daging ayam, telur ayam hingga cabai rawit. Adapun kenaikan harga di berbagai wilayah disebabkan oleh beragam faktor. Berikut rinciannya.
Kepala KPPU Kantor Wilayah I Ramli Simanjuntak mengatakan harga daging sapi di wilayahnya mengalami kenaikan kisaran Rp 9.000 hingga Rp 10.000 per kg. Menurutnya kenaikan harga tersebut disebabkan karena permintaan yang juga naik. Pasalnya, warga Medan dan Aceh mempunyai kebiasaan menyantap daging sapi di masa awal Ramadhan.
“Medan itu sama seperti Aceh kalau awal bulan puasa memang langsung konsumsi daging. Jadi permintaannya agak tinggi. Apalagi di Aceh kemarin sempat sampai Rp 200 ribu per kg tapi sekarang sudah turun,” ujarnya. Sementara itu harga cabai ketahui juga naik. Menurut Ramli penyebabnya adalah karena cuaca buruk yang mengakibatkan panen tidak maksimal sehingga stok cabai menipis.
ADVERTISEMENT
Meski demikian Ramli memastikan bahwa stok bahan pangan di Kanwil I masih aman. Sehingga masyarakat tidak perlu panik.
“Kami di Medan saran kami kepada publik tidak perlu panic buying karena pasokan cukup dan semua daging sapi cukup ayam cukup,” ujarnya.
Ketua KPPU Kanwil II Wahyu Bekti melaporkan pada dua pekan jelang Ramadhan kemarin, harga dan pasokan bahan pangan di wilayah Lampung, Sumatra Selatan dan Bangka Belitung terpantau stabil.
Meski demikian ada beberapa komoditas yang harganya berfluktuasi sejak awal tahun. Bahan pokok tersebut di antaranya cabai, bawang, telur dan daging ayam. Adapun menurut Wahyu, penyebab harga telur dan daging ayam naik adalah karena peningkatan harga di peternak. “Kemudian untuk bawang dan cabe karena faktor cuaca musim hujan sehingga produksi turun dan pasokan turun,” ujarnya.
Suasana penjualan daging ayam di pasar Senen, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Laporan KPPU Kanwil III menunjukkan bahwa ada tiga komoditas pangan yang mengalami kenaikan yaitu daging ayam, daging sapi dan juga telur ayam. Kenaikan ini terjadi di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.
Adapun penyebab kenaikan harga daging ayam di Jakarta antara lain karena adanya kenaikan harga DOC di tingkat peternak menjadi kisaran Rp 8.000 per ekor. Sedangkan kenaikan harga telur disebabkan oleh permintaan yang meningkat namun tidak sepadan dengan jumlah pasokan. Sedangkan kenaikan harga daging sapi disebabkan karena adanya kenaikan harga dari pihak importir.
KPPU Kanwil IV yang meliputi wilayah Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTT dan NTB juga melaporkan adanya tren kenaikan harga daging ayam. Adapun di kanwil IV ini harga daging ayam sempat ada di kisaran Rp Rp 38-50 ribu per ekor. Padahal HET di kisaran Rp 35 ribu per ekor.
ADVERTISEMENT
Sedangkan harga telor ayam ras di DIY, Jateng, dan Jatim berada di rentang Rp 24.000-25.500 per kg. Sementara itu harga daging sapi di Bali dan Jawa Timur ada di rentang Rp 110-111 ribu per kg. Selain itu harga cabai rawit juga sempat menyentuh level Rp 100 ribu di NTT.