Badan Pangan Bantah Sulitnya Bulog Serap Beras Karena soal Harga

22 November 2022 17:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang buruh angkut melakukan bongkar muat beras di Gudang Bulog Cisaranten Kidul Sub Divre Bandung, Jawa Barat, Kamis (20/10/2022). Foto: Raisan Al Farisi/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Seorang buruh angkut melakukan bongkar muat beras di Gudang Bulog Cisaranten Kidul Sub Divre Bandung, Jawa Barat, Kamis (20/10/2022). Foto: Raisan Al Farisi/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Perum Bulog ditugaskan untuk dapat menyerap Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mencapai 1,2 juta ton hingga akhir tahun 2022. Hingga awal November ini, serapan CBP Bulog masih 625 ribu ton.
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian menilai harga yang ditawarkan Bulog kalah bersaing dengan pengepul lainnya sehingga sulit menambah jumlah pasokannya. Namun, hal ini dibantah oleh Badan Pangan Nasional.
"Bukan isu harga saat ini," kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi saat dihubungi kumparan, Senin (22/11).
Arief menjelaskan, saat ini Bulog telah diberikan keleluasaan untuk pengadaan beras secara komersial, dengan begitu harga beli Bulog mengikuti harga pasar.
"Sudah diberikan keleluasaan kepada Bulog untuk pengadaan komersial. Harga ikut market. Pemerintah menjamin ketersediaan aman," ujarnya.
Kementerian Pertanian mencatat, pasokan di Indonesia hingga Desember 2022 nanti masih tersedia cadangan beras nasional mencapai 8,06 juta ton. Adapun sulitnya Bulog serap beras ini, karena harganya kalah bersaing dengan harga pasar.
ADVERTISEMENT
Beda Bulog dan Kementan Soal Sebab Sulitnya Serapan
Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Ismail Wahab, mengatakan pasokan beras di penggilingan sebenarnya melimpah. Namun harga beli yang ditawarkan Bulog kalah bersaing dengan pengepul.
"Saya termasuk yang hadir memimpin rapat pada saat kita mengumpulkan penggilingan dengan pimpinan wilayah Bulog di Jawa Timur. Pada waktu itu di Blitar, memang rata-rata penggilingan memberikan harga Rp 10.300, tapi Bulog menyampaikan 'kami hanya menerima Rp 9.700', itu kendalanya," kata Ismail.
Dari rekapan sementara yang Kementan himpun, setidaknya ada 353.620 ton beras di penggilingan yang ada di 8 provinsi dan sudah menyatakan kesanggupannya agar beras di penggilingan itu bisa diserap Bulog.
Operator menjalankan mesin panen padi di areal pesawahan Sungai Lareh, Padang, Sumatera Barat, Selasa (22/2/2022). Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Karena harga beli Bulog yang terlalu murah, Ismail menjelaskan bahwa dari 353.620 ton kesepakatan beras yang bisa diserap Bulog, realisasinya hanya 92 ribu. Bila harga beli Bulog bisa bersaing, target 1,2 juta di akhir tahun sebenarnya bisa dipenuhi karena pasokannya tersedia.
ADVERTISEMENT
"Ada 8 provinsi yang coba kami rekap. Yang lain belum. Kalau yang lain dilanjutkan, kalau hanya ingin diserap Bulog sekitar 500 ribu sampai 1 juta ton saya kira adi di penggilingan," pungkasnya.
Berbeda dengan anggapan Kementan, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas sebelumnya mengatakan, meski pihaknya sudah membeli beras dengan harga pasar, barang di lapangan jumlahnya tidak mencukupi.
Padahal, Bulog sudah membuat kontrak dengan penggilingan dan disepakati hingga Desember nanti ada 500 ribu ton beras yang bisa diserap Bulog. Namun karena barang terbatas, Bulog hanya bisa merealisasikan 92 ribu ton.
"Begitu kita bikin di (harga) pasar, ini juga tidak bisa beli dengan harga pasar karena barangnya terbatas," kata Buwas pada RDP dengan Komisi IV DPR Rabu (16/11) lalu.
ADVERTISEMENT