Badan Pangan Siapkan Program Stabilisasi Gula hingga Subtitusi Pangan Impor

26 Juli 2022 19:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memantau kedatangan daging kerbau impor dari India di Pelabuhan Tanjung Priok, Sabtu (5/3/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memantau kedatangan daging kerbau impor dari India di Pelabuhan Tanjung Priok, Sabtu (5/3/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pangan Nasional/NFA (National Food Agency) hari ini melantik pejabat administrasi dan pegawai lingkup NFA. Dengan begitu, seluruh struktur organisasi Badan Pangan Nasional telah lengkap dan siap meningkatkan kinerjanya menjalankan berbagai program stabilisasi dan ketersediaan pangan nasional.
ADVERTISEMENT
Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, mengatakan pihaknya telah mempersiapkan berbagai program strategis untuk mengamankan ketersediaan pangan nasional.
Salah satunya, program pengawalan stabilisasi pasokan gula dengan menjaga kepastian harga baik di tingkat petani maupun konsumen dan pendistribusian gula ke wilayah rawan pangan melalui kolaborasi bersama Perum Bulog, ID FOOD, dan Asosiasi.
"Saat ini Pabrik Gula diminta membeli Rp 11.500/kg dengan Harga Acuan Rp 13.500/kg di tingkat konsumen, penyesuaian naik Rp 1.000 dari tahun lalu. Selain itu, NFA juga mendorong perbaikan kegiatan on farm dan off farm secara detail," ujarnya dalam rilis resmi, Selasa (26/7).
Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan pejabat administratif dan pegawai lingkup Badan Pangan Nasional/NFA (National Food Agency) di Depok, Jawa Barat, Selasa (26/7/2022). Foto: Badan Pangan Nasional (BPN)
Program lainnya, tambah Arief, adalah mendorong penganekaragaman konsumsi pangan lokal. Dia menyebut subtitusi pangan impor menjadi pangan lokal bukan hanya menjaga ketersediaan bahan pangan, tapi juga dapat menghemat devisa negara.
ADVERTISEMENT
"Jika kita bisa melakukan substitusi pangan yang berbahan baku gandum seperti terigu menjadi tepung beras dan singkong sebanyak 10 persen saja, itu telah sama dengan saving Rp 2,4 triliun per tahun," ujarnya.
Lebih lanjut, Arief mengatakan program strategis lainnya yang sedang dipersiapkan adalah penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang saat ini masih dibahas bersama Kementerian dan Lembaga terkait. Upaya ini bertujuan untuk stabilisasi harga komoditas strategis melalui penjualan di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Program ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo untuk melakukan optimalisasi stok pangan yang tersedia guna menjaga stabilisasi dan ketersediaan pangan," ungkapnya.