Bagi Rice Cooker Gratis, Pemerintah Targetkan Konsumsi Listrik Naik 42,8 GWh

2 Desember 2022 15:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deretan rice cooker di toko perabor elektronik. Foto: Azami Adiputera/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Deretan rice cooker di toko perabor elektronik. Foto: Azami Adiputera/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya meningkatkan konsumsi listrik, salah satunya dengan meluncurkan program Bantuan Penanak Nasi Listrik (BPNL) atau bagi-bagi rice cooker gratis kepada 680.000 keluarga penerima manfaat (KPM).
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah forum diskusi publik yang dilaksanakan secara virtual, Jumat (25/11), Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Ida Nuryatin Finahari, mengatakan program ini bertujuan meningkatkan konsumsi listrik per kapita nasional.
Selain itu, kata dia, Kementerian ESDM juga menargetkan distribusi rice cooker gratis ini dapat mendorong pemanfaatan energi bersih dan menghemat biaya masak masyarakat.
"Kita juga mendorong e-cooking penanakan nasi serba listrik sehingga diharapkan ke depannya menjadi salah satu cara meningkatkan konsumsi listrik per kapita," ujarnya di forum diskusi publik virtual, Jumat (25/11).
Berdasarkan bahan paparan yang ditampilkan di forum diskusi publik tersebut, program rice cooker gratis untuk 680.000 penerima di tahun 2023 tersebut diproyeksikan dapat meningkatkan konsumsi listrik nasional.
ADVERTISEMENT
"Potensi manfaat peningkatan konsumsi listrik 42,84 GWh (gigawatt per hour), atau setara dengan pembangkit 54,74 MW (megawatt)," berikut kutipan paparan tersebut.
Tidak sampai di situ, Kementerian ESDM juga memproyeksi potensi manfaat lain dari program rice cooker gratis yaitu dari sisi pengurangan volume pemakaian LPG hingga 19.600 ton.
Pengurangan konsumsi LPG pun otomatis berdampak kepada penghematan anggaran subsidi energi sebesar Rp 52,2 miliar dan penghematan devisa, mengingat mayoritas kebutuhan LPG adalah impor, sebesar USD 26,88 juta.

Konsumsi Listrik per Kapita RI Ketinggalan Jauh dari Rata-rata ASEAN

Dalam kesempatan yang sama, Ida mengungkapkan konsumsi listrik per kapita Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan rata-rata konsumsi listrik per kapita negara ASEAN.
Dia berkata, target konsumsi listrik per kapita di tahun 2022 seharusnya mencapai 1.268 kilowatt per hour (kwh) per kapita, namun hingga September 2022 atau kuartal III 2022, konsumsi listrik nasional masih 1.169 kwh per kapita.
ADVERTISEMENT
Adapun rasio elektrifikasi nasional per kuartal III 2022 masih 99,76 persen atau sekitar 318.470 rumah tangga belum berlistrik. Pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi dapat tercapai 100 persen di tahun ini.
Sementara itu, kata Ida, rata-rata konsumsi listrik per kapita di negara ASEAN sudah mencapai 3672 kwh per kapita. Dengan begitu, menurut dia, Indonesia masih tertinggal jauh.
"Kementerian ESDM di tahun 2023 targetnya itu 1.408 kwh per kapita, artinya sampai tahun 2024 pun sebenernya kita juga masih ketinggalan jauh dengan negara ASEAN lainnya," paparnya.