Bakal Pensiunkan PLTU 6,7 GW, PLN Jajaki Pendanaan dari ADB

20 Oktober 2022 18:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN. Foto: PLN
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN. Foto: PLN
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT PLN (Persero) terus jajaki peluang kerja sama dengan lembaga keuangan internasional, salah satunya Asian Development Bank (ADB), untuk mendukung penghentian operasional PLTU dengan kapasitas 6,7 gigawatt (GW) hingga 2040.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan untuk memensiunkan PLTU, PLN tidak bisa berjalan sendiri. Mekanisme pensiunkan PLTU akan dilaksanakan secara bertahap baik secara natural maupun pensiun dini (early retirement) dan menggantinya dengan energi baru terbarukan (EBT).
“Kami terus berproses dengan mitra dan lembaga investasi global. Kami tidak akan melanjutkan operasional PLTU yang sudah usang,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Kamis (20/10).
Dari total 6,7 GW yang bakal terminasi pada 2040, terbagi atas 3,2 GW pembangkit yang berhenti beroperasi secara natural, sementara 3,5 GW menggunakan skema early retirement.
Selain early retirement, PLN akan mencapai net zero emission (NZE) di 2060 dengan mengoperasikan PLTU menggunakan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) sebesar 19 GW.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo saat menghadiri acara tanda tangan kontrak pembelian Renewable Energy Certificate (REC), Kamis (24/3/2022). Foto: PLN
Inisiatif lainnya seperti biomass cofiring di beberapa PLTU juga akan dilakukan untuk mencegah emisi di masa mendatang. “Kita juga lakukan pendekatan menggunakan teknologi, misalnya melalui co-firing,” imbuh Darmawan.
Bos PLN melanjutkan, pihaknya telah menerapkan co-firing biomassa di 33 PLTU, Selain itu, PLN juga melaksanakan studi bersama Mitsubishi Power dan IHI untuk co-firing Ammonia, dan berkolaborasi dengan ITB untuk cofiring Hydrogen di Pesanggaran, Bali
Lanjut Darmawan, mengembangkan co-firing tidak hanya bicara soal subtitusi batu bara, tetapi soal mendorong ekonomi kerakyatan. Pasalnya, biomassa yang digunakan sebagai co-firing menggunakan sumber daya yang berasal dari sekitar pembangkit.
“Kalau kita bicara co-firing, kita juga bicara ekonomi ke masyarakat, adding value, dan mengentaskan kemiskinan,” pungkasnya.
Adapun PLN telah menjalin kerja sama dengan Asia Development Bank (ADB) melalui skema Energy Transition Mechanism (ETM). Salah satu proyek transisi energi yang digarap oleh pemerintah dengan skema tersebut adalah early retirement PLTU.
ADVERTISEMENT
Untuk bisa memensiunkan PLTU, PLN butuh dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu, ETM hadir sebagai salah satu strategi pembiayaan untuk memensiunkan PLTU lebih awal. Melalui kolaborasi PLN dan ADB serta dukungan pemerintah, isu transisi energi bisa semakin digencarkan.