Bambang Susantono Beberkan Wujud IKN Nusantara sebagai Kota Masa Depan

18 Agustus 2022 13:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah peserta melaksanakan pengibaran Bendera Merah Putih di lokasi titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Selatan, Rabu (17/8/2022).  Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah peserta melaksanakan pengibaran Bendera Merah Putih di lokasi titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Selatan, Rabu (17/8/2022). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Konstruksi pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan dimulai pada September tahun 2022. Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono mengungkapkan setidaknya ada 5 karakteristik utama dari IKN Nusantara nantinya.
ADVERTISEMENT
Yang pertama, ungkapnya, adalah green atau hijau. Dia mengatakan IKN nantinya akan dibagun dengan lebih banyak hutan lagi dibandingkan dengan saat ini.
"Dari 256 ribu hektar itu hampir 2/3 atau 65 persen akan kita kembalikan menjadi zona rimba atau tropical forest. Sehingga nanti kita punya satu potensi di mana hutan kita bisa menarik karbon ketimbang kita nanti ramai-ramai mengemisi karbon," kata Bambang dalam forum Bincang Asik di Titik Nol, Kamis (18/8).
Kemudian karakteristik kedua adalah smart city. Bambang mengatakan kota IKN didesain bagaimana teknologi bisa membantu kehidupan masyarakat sehari-hari. Selain dari teknologinya, pihaknya juga mengedukasi masyarakat setempat untuk beradaptasi dengan kecanggihan baru, salah satunya yang dia lakukan di Bukit Raya Kecamatan Sepaku.
ADVERTISEMENT
"Di situ kita siapkan warga bagaimana mereka bisa beradaptasi secara digital dengan hidup kita yang baru. Teknologi jangan dilihat kecanggihannya saja tapi bisa membantu kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Selanjutnya ketiga adalah inklusif. Bambang berujar IKN akan dibangun menjadi sebuah kota yang inklusif bagi semua kalangan masyarakat. Dengan begitu, komunitas yang terbangun akan menjadi komunitas masyarakat yang baik.
Kemudian karakteristik keempat adalah resilience. Menurutnya, IKN nantinya harus menjadi kota yang tahan terhadap semua goncangan. Baik guncangan ekonomi hingga guncangan perubahan iklim.
"Banyak kota enggak siap untuk benar-benar memberikan layanan kesehatan jaminan sosial, orang yang enggak kerja diapakan, kalau di negara maju kan dikasih kupon bahkan akunnya diberi USD 1.000 per bulan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Ketahanan terhadap kesehatan salah satu faktor utama. Dulu kesehatan memang masuk urban planning tapi bukan program utama tapi sekarang harus jadi utama," imbuh Bambang.
Dan karakteristik IKN yang terakhir adalah sustainable. Bambang mengatakan bahwa IKN harus dibangun menjadi sebuah kota yang berkelanjutan.