Bangun Pabrik Petrokimia, Lotte dan Chandra Asri Kucurkan Rp 99,4 T

8 Oktober 2019 13:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petrokimia Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Petrokimia Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengaku terus berupaya untuk mendorong pengembangan industri petrokimia di dalam negeri. Sekretaris Jenderal Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengungkapkan, saat ini investasi petrokimia yang sedang berproses adalah PT Lotte Chemical Indonesia dan PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA).
ADVERTISEMENT
Kedua perusahaan itu, kata dia, berkontribusi mengucurkan investasi sebesar total USD 7 miliar atau setara Rp 99,4 triliun (Rp 14.200 per USD). Rinciannya, USD 4 miliar dari Lotte dan USD 3 miliar dari Chandra Asri.
"Kita sudah punya komitmen dari Chandra Asri maupun Lotte untuk investasi di sektor petrochemical sehingga kita harapkan 2023 kita bisa aktif kembali di sektor petrochemical," ungkap Sigit ketika ditemui di Hotel Mercure, Padang, Selasa (8/10).
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Achmad Sigit Dwiwahjono. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Sigit mengatakan, dana investasi itu akan digunakan untuk pembangunan pabrik yang ditargetkan bisa beroperasi pada 2023. Dengan adanya 2 pabrik baru itu, impor petrokimia bisa terpangkas sekitar 50 persen. Petrokimia termasuk industri strategis karena menghasilkan bahan baku untuk berbagai industri lainnya.
ADVERTISEMENT
"Petrochemical sini kan demand-nya bertambah terus karena itu kan kebutuhan dasar. Semua yang kita pakai itu produk dari petrochemical plastik, kain. Tapi di satu sisi investasi kita masih kurang," papar dia.
Sigit menyebut Lotte akan membangun pabrik petrokimia seluas 100 hektare, dengan kapasitas produksi naphta cracker sebanyak 2 juta ton per tahun.
Pabrik Petrokimia. Foto: Pixabay/DesignFife
Naphta cracker tersebut selanjutkan diproses untuk menghasilkan 1 juta ton ethylene, 520 ribu ton propylene, 400 ribu ton polypropylene dan produk turunan lainnya yang bernilai tambah tinggi.
Tak hanya meningkatkan kapasitas produksi, menurutnya pembangunan pabrik itu juga bisa meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Pihaknya menargetkan dalam pembangunan pabrik itu bisa terserap setidaknya 1.500 pekerja.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja pada industri petrokimia, Kemenperin membangun politeknik Industri Kimia. "Karena industri kan tidak seperti sektor pertanian, industri harus punya keterampilan. At least keterampilan dasar. Inilah kenapa pendidikan untuk politeknik kita persiapkan untuk mengisi," tutupnya.
ADVERTISEMENT